Silsilah Kerajaan Brunei Darussalam, Berdiri Diatas Bayang Kerajaan Inggris hingga Merdeka Sebagai Negara Kaya

- 29 Juli 2022, 17:31 WIB
Silsilah Kerajaan Brunei Darussalam, Berdiri Diatas Bayang Kerajaan Inggris hingga Merdeka Sebagai Negara Kaya
Silsilah Kerajaan Brunei Darussalam, Berdiri Diatas Bayang Kerajaan Inggris hingga Merdeka Sebagai Negara Kaya /Ilham Maulana /tangkapan layar Instagram @bruneiroyalfamily

JURNAL SOREANG - Silsilah Kerajaan Brunei Darussalam didapatkan pada batu tarsilah yang menuliskan silsilah raja-raja Brunei Darussalam yang dimulai dari Awang Alak Betatar raja yang mula-mula memeluk agama Islam 1368.

Sampai kepada Sultan Muhammad Tajuddin Sultan Brunei ke-19 memerintah antara 1795 sampai 1804 dan 1804-1821.

Catatan-catatan dari Tiongkok dan Arab menunjukkan bahwa Kesultanan Brunei Darussalam telah ada sejak setidaknya 7 atau abad ke-8 masehi. 

Baca Juga: Laga Persahabatan Sabtu Dinihari: Sports Mole Prediksi Udinese Kalah 1-2 dari Chelsea

Kesultanan awal ini kemudian ditaklukan oleh Sriwijaya pada awal abad ke-9 dan kemudian penguasa Kalimantan Utara dan Filipina.

Setelah itu mereka dikalahkan oleh Majapahit, tetapi setelah itu berhasil memerdekakan diri dan menjadi negara yang maju.

Kesultanan Brunei Darussalam mencapai masa kejayaan dari abad ke-15 sampai abad ke-17 ketika daerah kekuasaannya mencapai ke seluruh pulau Kalimantan dan kepulauan Filipina.

Baca Juga: 20 Negara dengan Rata-Rata Ukuran Mr P Terbesar dan Paling Kecil di Dunia, Pria Indonesia Urutan Berapa Ya?

Brunei Darussalam terutama paling kuat dalam masa pemerintahan Sultan kelima Bolkiah 1473 sampai 1521 yang terkenal karena perjalanan perjalanannya di samudra dan menaklukkan Manila.

Dan pada masa pemerintahan Sultan kesembilan Hasan 1605 sampai 1619 yang kembangkan sistem pengadilan kerajaan yang unsur-unsurnya masih terdapat sampai hari ini.

Setelah Sultan Hasan, kejayaan Brunei Darussalam memudar karena perebutan kekuasaan dan juga pertumbuhan pengaruh kekuasaan Kolonial Eropa yang antara lain menghancurkan jalur-jalur perdagangan tradisional.

Baca Juga: Siap-siap! Pengiriman TKI ke Malaysia Akan Dibuka Kembali, Berikut Syarat dan Proses Pendaftarannya

Menghancurkan dasar ekonomi Brunei Darussalam dan banyak Kesultanan Asia Tenggara lainnya.

Pada 1839 petualang Inggris James Brown sampai ke Kalimantan dan menolong Sultan Brunei Darussalam menumpas sebuah pemberontakan.

Sebagai imbalannya ia menjadi Gubernur dan kemudian Raja Putih dari Sarawak di Kalimantan Barat laut dan kemudian mengembangkan daerah kekuasaan.

Baca Juga: Mendapat Penolakan Keras dari Fans Atletico Madrid, Begini Respon Cristiano Ronaldo

Di bawah pemerintahannya Brown tidak pernah mengambil alih kekuasaan di Brunei Darussalam walaupun ia mencoba untuk melakukan hal itu Ia bertanya kepada pemerintah Britania apakah ia boleh mengakui Brunei Darussalam sebagai miliknya.

Tapi ditolak, walaupun Brunei Darussalam diperintahkan dengan kurang baik ia memiliki perasaan dan identitas nasional dan karena itu tidak dapat direbut oleh Brown.

Sementara itu British North Borneo company memperluas kekuasaannya di daerah Kalimantan timur laut pada 1888.

Baca Juga: Community Shield 2022: Sports Mole Prediksi Liverpool Draw 1-1 Lawan Manchester City Lalu Menang Adu Penalti

Brunei Darussalam menjadi negara lingkungan pemerintah Britania Raya dan walaupun tetap memegang otonomi.

Namun dibawah kekuasaan Britania dalam hubungan luar negeri pada 1960-an Brunei Darussalam lebih erat lagi dikuasai Britania ketika kekuasaan eksekutif dialihkan kepada seorang Presiden yang mengatur semua hal kecuali adat dan agama lokal.

Pada 1959 sebuah undang-undang dasar baru ditulis dan mencanangkan ini sebagai negara memerintah diri sendiri walaupun keamanan luar negeri dan pertahanan tetap dipegang oleh Britania Raya.

Baca Juga: Tak Kunjung Dapatkan Kepastian dari Frenkie De Jong, Manchester United Siap Merekut Pemain dari Serie A

Sekarang diwakili oleh seorang komisioner Tinggi sebuah usaha pada 1962 untuk memperkenalkan sebuah badan legislatif.

Yang sebagian anggotanya dipilih dan memiliki kekuasaan terbatas dibatalkan setelah partai politik oposisi partai rakyat Brunei Darussalam meluncurkan pemberontakan bersenjata yang ditaklukan pemerintah dengan bantuan tentara Britania pada akhir 1950-an dan awal 1960-an.

Pemerintah juga menolak untuk bergabung dengan Sabah dan Serawak di negara Malaysia yang baru terbentuk.

Baca Juga: Netizen Kaget! Bayangan Lesti Kejora Beda dengan Aslinya, Kretek Beemz Aryo, Viral di TikTok

Sultan Brunei Darussalam kemudian memutuskan bahwa Brunei Darussalam akan menjadi negara yang terpisah.

Pada 1967 Omar Ali Saifuddin turun tahta untuk anak laki-lakinya yang kedua Hassanal Bolkiah yang menjadi penguasa ke-29.

Sang mantan Sultan tetap menjadi Menteri Pertahanan dan mengambil gelar Sri Begawan pada 1970 ibukota Brunei tahun diganti namanya menjadi Bandar Seri Begawan untuk menghormati Seri Begawan yang wafat pada 1986 pada 4 Januari 1979.

Baca Juga: Tes IQ: Hanya Jenius yang Bisa Bikin Kotak dengan Pindahkan Satu Korek Api dalam Gambar, Berani Coba?

Brunei Darussalam dan Britania Raya menandatangani sebuah perjanjian persahabatan dan kerjasama baru pada satu 4 Januari 1980 Brunei Darussalam menjadi negara merdeka.***

Editor: Agung Prasetya

Sumber: Youtube


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah