Terlebih lagi cuaca di Mekkah rata-rata mencapai 44-45 derajat Celsius dan diperkirakan cuaca panas tersebut akan berlangsung sampai beberapa tahun ke depan.
Pada musim haji 2022, Kementerian Kesehatan memanfaatkan teknologi carbon cool yang didesain menjadi rompi penurun suhu untuk penanganan kasus heat stroke pada jamaah haji di Arafah, Muzdhallifah dan Mina (Armuzna).
Selain untuk pasien jemaah haji dengan penyakit tertentu, rencananya rompi penurun panas ini akan digunakan oleh petugas kesehatan yang bertugas di wilayah Armuzna sebagai tindakan pencegahan.
Sejauh ini sudah ada 10 rompi penurun suhu panas yang disiapkan untuk petugas, sementara 20 rompi disiapkan untuk pertolongan pertama pada jamaah heat stroke.
Tim dokter Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Mekkah, sekaligus tim peneliti Dr dr Rr Suzy Indharty MHA MKes SpBS(K)-Spesialis bedah saraf konsultan tumor otak dosen Fakultas Kedokteran USU Medan kolaborasi dengan dosen Fakultas Tehnik UNS Solo, mengatakan bahwa pengukuran suhu dan tanda vital jamaah menjadi parameter dalam penggunaan rompi tersebut.
"Suhu diukur secara berkelanjutan, dan akan dihentikan setelah suhu pasien turun mencapai 38 derajat, untuk kemudian diberikan terapi standar lainnya," kata Suzy.
Rompi tersebut menggunakan teknologi yang disebut Teckno cool karena memiliki daya tahan dingin yang lama hingga 8-12 jam.
Jauh lebih lama dibandingkan dengan penggunaan es atau ice gel, tidak cepat mencair dan tidak basah.