Sebagai pembalasan atas pelanggaran hukum dan hak asasi manusia Rusia, pihaknya membatasi akses Facebook di negara itu.
Menanggapi klaim itu, wakil presiden urusan global Meta, Nick Clegg mengatakan pihak berwenang Rusia telah memerintahkan perusahaan itu untuk berhenti memberi label dan memeriksa unggahan dari empat organisasi media milik negara Rusia.
"Kami menolak. Akibatnya, mereka mengumumkan akan membatasi penggunaan layanan kami," kata Clegg dalam sebuah pernyataan,”
"Orang Rusia biasa menggunakan aplikasi kami untuk mengekspresikan diri dan mengatur tindakan. Kami ingin mereka terus membuat suara mereka didengar, membagikan apa yang terjadi, dan mengatur melalui Facebook, Instagram, WhatsApp, dan Messenger," tambah Clegg.
Tidak jelas apa yang dibatasi pada jejaring sosial terbesar di dunia itu atau apakah itu juga akan berlaku untuk aplikasi Meta lainnya, termasuk Instagram dan WhatsApp.
Sementara Facebook tidak mengungkapkan berapa banyak pengguna yang dimilikinya di Rusia, tahun lalu sebuah jajak pendapat menemukan 9% responden mengatakan mereka menggunakan jejaring sosial, dan 31% mengatakan mereka menggunakan Instagram.
Tahun lalu, Rusia membatasi akses ke Twitter setelah perusahaan tersebut diduga mengabaikan permintaan untuk menghapus beberapa postingan dan mengancam tindakan serupa terhadap Facebook dan Google.
Pada bulan Desember lalu, pengadilan Rusia mendenda Meta 2 miliar rubel, atau sekitar $27 juta, karena gagal menghapus konten yang menurut Rusia melanggar undang-undangnya.