Network
JURNAL SOREANG - Selama berminggu-minggu, para pejabat Barat telah memperingatkan bahwa penumpukan besar-besaran pasukan Rusia di perbatasan dengan Ukraina menandakan rencana Moskow untuk menyerang.
Pada dini hari Kamis, Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan apa yang dia katakan sebagai "operasi militer khusus" di Ukraina.
Ledakan dapat terdengar di Kyiv, ibu kota Ukraina, dan Kharkiv, di timur laut negara itu serangan pembuka dari serangan luas ke Ukraina dari berbagai arah.
Baca Juga: Apakah Jerawat Bisa Hilang Sendiri? Simak Berikut Fakta Sebenarnya
Laporan korban yang meningkat muncul, dan kerumunan besar orang Ukraina dan orang asing melarikan diri dari ibukota ketika pasukan Ukraina mencoba untuk membendung kemajuan pasukan dan kekuatan udara Rusia.
Serangan itu bisa memicu konflik regional yang lebih luas dan mengacaukan Eropa, mengirim ratusan ribu pengungsi ke negara-negara tetangga.
“Situasi mengharuskan kami untuk mengambil tindakan tegas dan cepat,” kata Putin dalam pidatonya, seraya menambahkan bahwa Moskow akan melakukan “demiliterisasi dan denazifikasi” Ukraina dan mengakhiri perang delapan tahun di bagian timur negara itu, di mana pro- Separatis Rusia telah memerangi pemerintah di Kyiv.
Baca Juga: Sejarah Hubungan Rusia dan Ukraina, Sempat Jadi Tempat Kekerasan Terburuk Perang Dunia II
Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba menyebutnya "perang agresi" dan mendesak dunia untuk "menghentikan Putin."
