Ironis! Piala Dunia 2022 Qatar Sudah Bermasalah Sejak Awal, Mulai Isu Suap Hingga Banyaknya Buruh Migran Tewas

- 10 Februari 2022, 17:40 WIB
Penyelenggaran Piala Dunia 2022 Qatar memiliki beberapa masalah dalam persiapannya/instagram @worldcup.2022.qatar
Penyelenggaran Piala Dunia 2022 Qatar memiliki beberapa masalah dalam persiapannya/instagram @worldcup.2022.qatar /

JURNAL SOREANG - Di balik gegap gempita persiapan menuju Piala Dunia 2022 Qatar, cukup banyak diwarnai kisah-kisah kelam yang menyertainya.

Piala Dunia 2022 Qatar diagendakan akan berlangsung mulai 21 November hingga 18 Desember 2022.

Tapi, jauh sebelum Piala Dunia 2022 Qatar ini dimulai, beberapa masalah telah timbul, bahkan sejak Qatar ditetapkan sebagai tuan rumah.

Baca Juga: Sedih! Cerita Keluarga Korban Buruh Migran yang Tewas dalam Pembangunan Infrastruktur Piala Dunia 2022 Qatar

Penunjukan Qatar sebagai tuan rumah penyelenggara diwarnai isu tak sedap kala itu. Konon, keputusan FIFA itu diwarnai isu suap.

Kasus lain yang beredar dan sangat global tentu mengenai banyaknya buruh migran yang tewas selama pembangunan infrastruktur di sana.

Pemerintah Qatar yang dituduh tidak memperlakukan para buruh sebagaimana mastinya, telah menuai banyak gelombang kritik.

Baca Juga: Tony Hawk Bantu Bocah Perempuan 12 Tahun Taklukan Arena Skateboard Raksasa Viral TikTok, Begini Kisahnya

Menurut data Amnesty International, lembaga yang membawahi tentang hak asasi manusia (HAM), terdapat banyak sekali terjadi kasus pelanggaran hak asasi manusia dalam mega proyek pembangunan Piala Dunia 2022 Qatar.

Laporan pelanggaran HAM ini menurut mereka dilakukan dalam berbagai macam bentuk, seperti tingginya biaya hidup, gaji yang kerap dipotong, paspor yang ditahan, dan tempat tinggal yang tidak memadai.

Lebih mengejutkan lagi, yang mengalami pelanggaran HAM ini adalah para buruh yang didatangkan oleh pemerintah Qatar dari berbagai negara di dunia, dan yang paling banyak asal Asia Selatan.

Baca Juga: Jangan Sembarangan! Ingin Mengadopsi Kucing, Inilah Persiapan Sebelum Membawanya ke rumah

Amnesty International mengakui jika fenomena ini merupakan hasil dari tuntutan akan kesempurnaan sebuah turnamen Piala Dunia hanya demi terlihat "wah" dan menakjubkan di mata pecinta sepakbola dunia.

"Bagi kebanyakan orang dan pemain, bermain di Piala Dunia ataupun menonton di stadion yang sedang mempertandingkan ajang Piala Dunia itu seperti sedang menjalani sebuah mimpi. Namun, para pekerja yang bekerja dalam membangun venue Piala Dunia, menganggap bahwa Piala Dunia itu tak ubahnya seperti sebuah neraka. Mereka harus menjawab tuntutan sebuah kesempurnaan dalam ajang Piala Dunia," ucap Direktur Jenderal Amnesty International, Salil Shetty.

Shetty juga menuduh FIFA yang dianggap menutup mata akan hal ini. "Harus saya akui, janji FIFA akan perubahan sepakbola itu omong kosong. Toh, FIFA saja tidak bisa menghentikan pelanggaran hak asasi manusia bagi para pekerja dalam proses persiapan menuju Piala Dunia," ujarnya.***

Editor: Handri

Sumber: Amnesty International


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah