Waduh! Kesultanan Brunei Terancam Bangkrut, Benarkah Sumber Minyaknya Kian Menipis? Cek Faktanya

- 9 Januari 2022, 12:07 WIB
Sultan Hassanal Bolkiah
Sultan Hassanal Bolkiah /

JURNAL SOREANG- Kesultanan Brunei yang di gadang-gadang paling kaya sejagat ini, kini kondisinya memprihatinkan dan terancam bangkrut.

Konon, sumber minyak dan gas alam yang menjadi sumber kekayaannya kini, dikabarkan mulai menipis.

Meski tak seberapa luas negaranya, namun Kesultanan Brunei Darussalam ini, termasuk sebagai negeri di kawasan Asia Tenggara yang kaya raya.

Baca Juga: Ashanty Terpapar Omicron Setelah Pulang dari Turki? 10 Fakta Negara Turki Jarang Diketahui

Total kekayaan bersih dari sang Sultan yang memimpin negeri ini sejak 4 Oktober 1967 ini disebut- sebut jauh melampaui total kekayaan bersih Raja Islam manapun di dunia ini, setidaknya di era monarki modern seperti sekarang ini.

Meski berada di kawasan Asia Tenggara namun sumber minyak dan gas alam tak kalah melimpah dari sejumlah negara kawasan Timur Tengah.

Saking melimpah ruahnya sumber minyak yang dimiliki Brunei, di era 1990an sampai muncul ungkapan selokan di negeri itu dialiri minyak.

Baca Juga: Jangan Buang Ampasnya! Ramuan Obat Batuk Ini Bisa sampai 3 Kali Seduh, Begini Caranya

Namun, itu dulu. Kini, Brunei kabarnya mengalami krisis sumber minyak bumi. Masuk akal juga, betapapun melimpahnya kekayaan sumber minyak bumi, lama kelamaan akhirnya akan mengalami kekeringan, dan stoknya akan menipis sebelum akhirnya habis.

Konon menurut beberapa sumber, pada 24 Maret 2018 lalu, British Petroleum Oil atau BP Oil serta, lembaga riset lain menyatakan cadangan "emas hitam" dan gas alam Brunei akan ludes 20 hingga 30 tahun lagi.

Jika tak mampu membangun ekosistem yang lebih beragam, ekonomi Brunei terancam stagnan, bahkan kolaps pada tahun 2030.

Baca Juga: Ashanty Terpapar Omicron Setelah Pulang dari Turki? 10 Fakta Negara Turki Jarang Diketahui

Jika pernyataan BP Oil dan sejumlah lembaga riset lain terkait hal tersebut benar adanya, praktis dalam kurun waktu kurang dari satu dasawarsa ke depan, maka Brunei akan mengalami kebangkrutan.

Beruntungnya, Sultan Hassanal Bolkiah sadar betul akan ancaman krisis yang akan dihadapi negerinya dimasa yang akan datang.

Oleh sebab itu pula, jauh hari sebelumnya dirinya telah menyiapkan "mesin uang" baru untuk mengamankan kemakmuran negerinya serta memperbanyak pundi-pundi kekayaan.

Baca Juga: Jangan Buang Ampasnya! Ramuan Obat Batuk Ini Bisa sampai 3 Kali Seduh, Begini Caranya

Dan nampaknya apa yang sang Sultan lakukan jauh-jauh hari itu sukses. Maka, tak heran meski cadangan Minyak Bumi Brunei dibilang kian menipis.

Namun sang Sultan tetap disebut-sebut sebagai Raja Muslim terkaya sejagat setidaknya di era monarki modern seperti sekarang ini, begitupun dengan kesejahteraan rakyatnya. Lantas apa wujud "mesin uang" baru sang Sultan yang sesungguhnya.

Meski cadangan minyak dan gas alam Brunei kian menipis, disebut-sebut "mesin uang" Brunei sesungguhnya yang sekarang adalah BIA (Brunei Investment Agency).

Baca Juga: Rincian Biaya Transplantasi Rambut Anang Hermansyah di Turki dan 4 Negara Lainnya Hingga Ratusan Juta Rupiah

Badan investasi ini, dibentuk sang Sultan sejak puluhan tahun silam atau tepatnya pada 1 Juli 1983.

Tugas utama badan investasi negara  yang berlokasi di Bandar Sri Bengawan di kantor pusat Kementrian Keuangan Brunei Darussalam itu adalah, untuk mengontrol dan mengelola dana cadangan umum Brunei dan pertumbuhan kepemilikan eksternal.

Badan investasi yang dulunya dikendalikan Inggris manakala Brunei masih menjadi salah satu negara persemakmuran Britania Raya ini mengelola pendapatan negara dari mengelola eksport minyak dalam bentuk cadangan devisa.

Baca Juga: Lisa Blackpink Berikan Kado Ulang Tahun Special Untuk Bang Chan Stray Kids, Kado Apakah Itu?

Menurut beberapa sumber, total kekayaan BIA pada 8 April 2019 mencapai US$ 40 miliar, atau setar dengan Rp570 triliun.

Asetnya tersebar di hampir seluruh penjuru dunia termasuk, Eropa, Amerika Serikat, Australia, dan Asia tak terkecuali juga disebut ada yang di Indonesia.

Wujud investasi BIA di Indonesia salah satunya adalah melalui perusahaan yang bergerak di bidang Perhotelan berbintang lima di Indonesia bernama Nusa Nusa Dua Beach dan Spa.

Baca Juga: Netizen di Korea Samakan Jennie Blackpink dengan Influencer freeZia dan Dancer Noze, Siapa Paling Cantik?

Dalam akta perusahaan yang tercatat di Dirjen Administrasi Hukum per tanggal 24 Oktober 2018, BIA merupakan pemegang saham mayoritas di perusahaan hotel tersebut, yakni sebanyak 95%.

Bukan cuman hotel mewah di Indonesia, BIA juga melakukan investasi di bidang perhotelan di berbagai penjuru dunia, termasuk di Amerika Serikat, London, Prancis, dan Australia.

Bak gurita raksasa BIA membangun lini investasi di berbagai sektor. Bahkan menurut beberapa sumber, portofolio Investasi BIA selain investasi di Brunei, juga mencakup beragam investasi dalam Obligasi, Ekuitas, Mata uang, Emas, dan Real Estate.

Baca Juga: 4 Mitos dan Misteri Candi Borobudur yang Jarang Diketahui, Salah Satunya Patung yang Belum Selesai

Konon yang paling besar investasi Brunei yang ada di Amerika Serikat. Selain "mesin uang" yang berwujud BIA, dikabarkan Brunei juga memiliki sumber emas yang berlimpah yang hingga sejauh ini masih dirahasiakan keberadaannya.

Terlepas benar atau tidaknya rumor yang mengatakan Brunei memiliki sumber emas yang masih disembunyikan keberadaannya itu, namun yang jelas disebutkan Brunei memilki cadangan emas kurang lebih 4,5 ton.***

Editor: Dadan Triatna

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah