Network
JURNAL SOREANG – Bougainville merupakan salah satu dari 21 provinsi yang ada di Papua Nugini. Provinsi ini awalnya dikenal dengan nama Salomon Utara.
Bougainville memilih kemerdekaan dari Papua Nugini dalam referendum pada tahun 2019, dan proses pelepasannya akan dimulai pada 2023.
Masyarakat disana memperkirakan akan bisa merdeka sepenuhnya pada tahun 2027. Hasil referendum membuat penduduk lokal dan pengamat internasional optimis dengan masa depan yang positif bagi Bougainville.
Baca Juga: Jadwal Waktu Shalat untuk Pekan Baru dan Sekitarnya, Minggu 2 Januari 2022
Sebanyak 176.928 orang atau setara 98 persen, telah mendukung kemerdekaan Bougainville dalam sebuah referendum.
Kemerdekaan ini mengakhiri proses perdamaian selama puluhan tahun dan pemulihan panjang dari perang saudara brutal antara pemberontak Bougainville, pasukan keamanan Papua Nugini dan tentara bayaran asing yang berakhir pada tahun 1998 dan menewaskan hingga 20.000 orang. Pada saat itu.
Masyarakat dan para pengamat yakin bahwa Bougainville akan menjadi negara yang mandiri karena memiliki sumber daya alamnya yang melimpah, serta potensi pariwisatanya yang menjanjikan.
Baca Juga: Konon Kolam Cinta Ini Bikin Hubungan Langgeng, Ada di Gunung Puntang Bandung Lho!
Pulau ini bisa menjadi alternatif bagi wisatawan yang akan berlibur, dan bisa memasukan nama Bougainville selain Bali dan Fiji.
Pulau ini memiliki keindahan alam yang belum terjamah, seperti hutan, sungai, gunung berapi dan 685 km garis pantai yang masih asri.
Dilansir dari Dailymail.co.uk Seorang pakar dari Australian National University Dr Thiango Cintra-Opperman mengatakan “Ada operator tur terbatas di Bougainville, Kebanyakannya adalah veteran Perang Dunia II dan kerabat mereka”
“'Bougainville adalah tempat yang sangat indah, dengan pemandangan yang luar biasa dan beragam, dan orang-orang yang ramah, tetapi infrastrukturnya masih sangat terbatas dibandingkan dengan Fiji dan Bali.” Tambahnya.***
