JURNAL SOREANG - Putri Kako yang juga merupakan adik mantan Putri Mako, anak bungsu Putra Mahkota Fumihito dan Putri Mahkota Kiko sangat prihatun pada masyarakat Jepang yang terkenda dampak pandemi.
Badan Rumah Tangga Kekaisaran mengatakan diusianya yang ke 27 tahun, putri Kako juga mengucapkan terima kasih kepada pendukungnya.
Tahun ini juga bertepatan pada peringatan 10 tahun gempa bumi dan tsunami 2011 yang menghancurkan timur laut Jepang.
Baca Juga: 5 Hal Murah di Jepang Ini Bikin Kaget, Salah Satunya Toko Serba Rp12 Ribu
Putri Kako dilaporkan telat menyatakan belasungkawa kepada para korban saat dia merenungkan kunjungan sebelumnya ke prefektur Fukushima dan Miyagi.
Tak hanya itu, di usianya yang sudah dewasa ini Putri Kako juga berharap kebahagiaan untuk kakak perempuannya, mantan putri Mako, yang pindah ke Amerika Serikat setelah menikah.
Diketahui mantan putri Mako kini mengikuti suaminya, Kei Komuro, seorang rakyat biasa untuk menetap di New York dan telah melepas gelar putri kekaiasaran Jepang.
Seorang pelayan dekat mengatakan Putri Kako sedang berusaha untuk terlibat dalam aktivitas yang dilakukan oleh Mako, di Amerika Serikat.
Mungkin itu adalah salah satu bentuk kasih sayang putri Kako terhadap kakaknya, mantan Putri Mako, yang kini tengah menjalani kehidupan secara mandiri di luar negeri.
Putri Kako memang sangat dekat dengan Mako, sang putri selalu mendukung kakaknya termasuk keputusan Mako yang pada bulan Oktober lalu memutuskan untuk menikah dengan orang biasa dan keluar dari kekaisaran Jepang.
Baca Juga: Seram! Pulau Poveglia, Pulau Bekas Isolasi Virus dan Dikenal Pulau Berhantu di Italia
Bahkan sebelum Mako meninggalkan kediamannya di Tokyo sesaat sebelum pernikahannya di gelar, putri Kako terlihat memeluk sang kakak dengan sangat erat seolah tidak mau berpisah.
Namun, kepergian mantan putri Mako dari keluarga kekaisaran Jepang tidak menyurutkan semangat putri Kako untuk menjalankan tugas negara.
Pada bulan Oktober, ia menghadiri upacara infrastruktur hijau perkotaan pada bulan November yang biasa dihadiri Mako sambil mengenakan gaun hijau dari saudara perempuannya.
Pada bulan Mei, putri Kako menjadi pegawai paruh waktu sementara di Federasi Tuna Rungu Jepang,. Sang putri juga bertugas untuk menghadiri acara untuk memperingati 100 tahun gerakan pramuka di Jepang.
Untuk hubungan asmara sendiri belum diketahui dengan siapa saat ini Putri Kako menjalin cinta.
Akankah ia akan mengikuti langkah sang kakak untuk menikah dengan orang biasa atau patuh pada aturan kekaisaran?***