Miris! Kehidupan Selir Kuno, Diperjual belikan atau Diambil Paksa Untuk Memuaskan Nafsu Sang Raja

- 22 Desember 2021, 10:46 WIB
Ilustrasi, Kehidupan Selir Kuno, Diperjual belikan atau Diambil Paksa Untuk Memuaskan Nafsu Sang Raja
Ilustrasi, Kehidupan Selir Kuno, Diperjual belikan atau Diambil Paksa Untuk Memuaskan Nafsu Sang Raja /Siti Nieke Noviyanti /@kamilaslanger

JURNAL SOREANG – Pada jaman kerajaan terdahulu, banyak penguasa seperti Raja yang tidak hanya memiliki istri tapi juga selir.

Para selir kerajaan ini biasanya ditugaskan untuk melayani dan memuaskan hasrat seksual sang Raja.

Sebut saja para raja atau Kaisar Cina kuno yang menyimpan ribuan selir dari kalangan budak, namun, istri perama selalu mempertahankan tempat keutamaan dalam keluarga.

Baca Juga: Alhamdulillah, UNESCO Tetapkan Gamelan Jadi Warisan Budaya Dunia, Ini Tanggapan Menteri Nadiem

Pada jaman dahulu, Raja Salomo (1011-931 SM) juga dikatakan memiliki tiga ratus selir dan tujuh ratus istri.

Pemikir yahudi tertentu, seperti Maimonides, percaya selir hanya disediakan untuk raja, sedangkan orang biasa tidak boleh memiliki selir.

Di Yunani kuno sendiri, terdapat undang-undang yang menetapkan seorang pria dapat membunuh pria lain yang tertangkap mencoba menjalin hubungan dengan selirnya.

Sedangkan di Tiongkok kuno, pergundikan adalah praktik kompleks dimana selir diberi peringkat sesuai dengan tingkat kesukaan mereka dengan Kaisar.

Baca Juga: Jarang Diketahui! 24 Kata dalam Bahasa Indonesia ini Sama dengan Bahasa Portugis, Berikut Rinciannya

Kehidupan selir ini dianggap seperti istri palsu yang diperlakukan dengan baik, sedangkan pelacur diperlakukan dengan buruk.

Seorang selir dapat memperbaiki keadaannya dengan melahirakan seorang ahli waris (walaupun anak laki-laki mereka akan lebih rendah dari anak-anak yang sah).

Kehidupan sosial mereka juga bisa meningkat sesuai dengan keinginan penguasa, salah satu contohnya adalah selir Wu.

Dia adalah permaisuri dan selir favorit Kaisar Zuanzong dari Zina, yang dikenal karena kecantikannya.

Baca Juga: Dukung Gerakan Akselerasi Generasi Digital, Kemendikbudristek Siapkan Talenta Digital Melalui Kampus Merdeka

Setelah istri kaisar meninggal pada tahun 724M, selir Wu diperlakukan seperti permaisuri oleh semua pelayan yang tinggal di istana.

Namun, yang lain tidak begitu beruntung, jika seorang selir gagal melahirkan anak, hidupnya seringkali menjadi kurang menyenangkan.

Kaisar Zina meyimpan 20.000 selirnya di Kota terlarang dan dijaga oleh sejumlah kasim (laki-laki yang sudah dikebiri), untuk memastikan mereka tidak dapat dihamili oleh siapapun kecuali Kaisar.

Dalam banyak cerita, selir ini diambil paksa kemudian dijual, bahkan beberapa budaya bagi keluarga miskin, sengaja menyerahkan putri mereka pada penguasa supaya bisa dipilih sebagai selir.

Baca Juga: Mengapa Tanggal 22 Desember?, Simak Sejarah Singkat Lahirnya Hari Ibu di Indonesia

Hal itu biasanya dilakukan agar sang putri dapat hidup nyaman, istimewa dan terlindungi.

Selama hidup di kota terlarang para selir ini akan bersaing untuk mendapatkan hati raja, mereka biasanya kesulitan untuk menghabiskan malam dengan kaisar karena saling bersaing satu sama lain.

Selama bertugas di istana, tidak ada selir yang diizinkan untuk berkomunikasi dengan dunia luar, bahkan dokterpun dilarang memasuki istana untuk menemui selir yang sakit.

Beberapa selir diizinkan untuk kembali ke keluarga mereka dengan uang pensiun yang memadai setelah bertahun-tahun mengabdi.

Baca Juga: Dijuluki Sungai Mati, Inilah 7 Daftar Sungai Terkotor di Dunia, Salah Satunya Masih Digunakan untuk Mandi

Setelah pensiun, mantan selir bebas untuk mengejar kehidupan normal termasuk pernikahan dan membangun keluarga.

Masa kerja para selir ditetapkan lima tahun oleh kaisar Hongwu pada tahun 1389. Banyak selir yang terlalu tua sehingga memilih untuk dipekerjakan sebagai pelayan atau mengejar kehidupan sebagai biarawati.

Namun pada jaman dinasti Ming, selir sering dikorbankan dan dikuburkan di makam terpisah dekat makam Kaisar.

Dalam beberapa kasus, selir akan dikubur hidup-hidup dalam posisi berdiri menunggu kedatangan kaisar di alam baka.

Baca Juga: Berikut adalah Link Twibbon Hari Ibu 2021 Bisa Dijadikan Foto Profil di Sosial Media

Hal tersebut dikarenakan terdapat fakta bahwa selir adalah milik pribadi penguasanya, yang bisa dilakukan sesuka hatinya termasuk membawanya bersama ke alam baka.

Sementara pergundikan telah diberantas di banyak agama dan budaya di seluruh dunia, namun nyatanya hingga saat ini masih banyak negara yang memberlakukan hal ini.***

Editor: Rustandi

Sumber: Ancient Origins


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah