Network
Di Kairo Mansa Musa membagikan banyak sekali emas batangan secara gratis di kota tersebut. Dia sempat singgah selama 3 bulan dan menyisakan dampak yang tidak sedikit. Harga emas menjadi hancur selama 10 tahun sejak kepergiannya.
Dalam perjalanan pulang dari Haji, Musa kembali melewati Mesir. Lantaran merasa bersalah karena membuat perekonomian negara hancur, dia mencoba memulihkan ekonomi di kawasan tersebut.
Dengan menarik sebagian emas dari peredaran lewat skema pinjam. Sebagai konsekuensinya, Mansa Musa harus menerima suku bunga yang sangat tinggi dari lender di Mesir. Mansa Musa Membuat Kerajaan Mali Terkenal.
Baca Juga: Update Gunung Semeru, 14 Orang Dinyatakan Meninggal dan 100 Orang Luka Ringan
Sebelum kejadian itu, jarang ada informasi yang menyebutkan tentang Kerajaan Mali. Dengan sikap dermawannya, Mansa Musa secara tidak disadari juga sudah mengukir namanya dalam sejarah sekaligus mengenalkan Mali ke seluruh dunia.
Selain dermawan, Mansa Musa juga dikenal sebagai Raja yang peduli dengan pendidikan. Hal itu terlihat dari dijadikannya Timbuktu, sebagai pusat pendidikan. Dia membangun sekolah, perpustakaan dan juga masjid yang menjadi gerbang awal majunya pendidikan di wilayah tersebut.
Saat ini, wilayah Timbuktu sudah menjelma menjadi pusat pendidikan Islam, dimana didalamnya terdapat Universitas Sankore.
Untuk mewujudkan mimpinya, Mansa Musa membawa banyak cendekiawan muslim, arsitek dan juga penulis puisi. Dilansir BBC, Abu Es Haq es Saheli yang dikenal sebagia perancang Masjid Djinguereber juga ada dalam rombongan.
Baca Juga: Wow, Kemendikbudristek Juga Ikut Kembangkan Desa-Desa, Ini Cara Khasnya
Masjid tersebut sampai sekarang masih berdiri dan menjadi Masjid tertua yang ada di Timbuktu.
