Menurut salah seorang mantan pegawai istana mengatakan bahwa Pangeran Thailand itu mengidap autis. Raja merasa malu dan mengaitkannya dengan tradisi Thailand.
Pangeran Dipangkorn mengenyam pendidikan di Waldorf School di Wolfratshausen sejak 2011. Ia dikatakan fasih bicara Bahasa Jerman dengan aksen Bavaria, dibandingkan bicara Bahasa Thailand.
Dikutip Jurnal Soreang dari berbagai sumber. Sebagai satu-satunya putra sah Raja Thailand, Dipangkorn menjadi pewaris takhta. Meski begitu, dia mungkin tidak akan memerintah kerajaan usai Raja meninggal.
Dilansir South China Morning Post, secara teknis Pangeran Dipangkorn adalah garis pertama di takhta kerajaan Thailand. Namun, karena ibu dan ayahnya bercerai, dia dapat digantikan jika Raja memiliki seorang putra dari istrinya yang sekarang.
Meski kehidupan pribadinya jarang disorot, Pangeran Dipangkorn dilaporkan menjalani hidup yang sederhana.
Saat usianya 14 tahun, dia pernah terlihat membersihkan jendela dan mengecat dinding kuil di Rangsri Vadhana Memorial, tempat menyimpan peninggalan kerajaan bekas Ratu Sunanda Kumariratana.
Ia juga pernah memberikan makanan dan air bersih pada orang-orang yang berkemah di sepanjang Royal Cremation Ground.
Baca Juga: Jadwal Shalat untuk Tegal dan Sekitarnya, Minggu 28 November 2021
Pada sebuah acara relawan di Jerman, Pangeran Dipangkorn mengungkapkan keinginannya untuk melakukan perbuatan baik pada orang lain.***