JURNAL SOREANG - Ibu kota suatu negara, pusat kekuasaannya, biasanya menjadi pusat pertikaian selama masa kerusuhan politik.
Tapi tidak di Myanmar, Militer Myanmar membangun ibu kota baru sebagai surga kekuasaan
Puluhan ribu pengunjuk rasa berbaris pada Sabtu dan Minggu di Yangon, kota terbesar dan ibu kota lama negara itu.
Demonstrasi ini menjadi yang paling besar sejak militer merebut kekuasaan pada 1 Februari 2021 dan memenjarakan pemimpin Aung San Suu Kyi.
Baca Juga: Wow! Hantam Persiraja, Robert Alberts: Seharusnya Persib Bandung Buat Lebih Banyak Gol
Tapi 225 mil ke utara, Naypyidaw, ibu kota Myanmar yang dibangun khusus diresmikan pada tahun 2005 relatif tenang.
Dikutip Jurnal Soreang dari Business Insider, Staf PBB memperkirakan hanya ada protes sekitar 1.000 orang pada hari Minggu di Naypyidaw.
Naypyidaw terkenal dengan jalan raya 20 lajur yang kosong dan hotel kelas atas, lapangan golf, dan spa di kota yang luasnya sekitar enam kali wilayah New York City.
Padahal Naypyidaw berada di salah satu negara termiskin di Asia Tenggara, menurut Guardian. Koran Inggris meringkasnya sebagai "monumen hierarki."