JURNAL SOREANG - Angka korban tewas sebagai akibat kudeta Myanmar pada 1 Februari, menembus 1.000 orang.
Hal ini disampaikan pejabat kelompok aktivis Asosiasi Pendampingan Narapidana Politik (AAPP), Rabu 18 Agustus 2021, yang mendata kasus pembunuhan oleh pasukan keamanan.
Sementara huru bicara junta yang berkuasa tidak menanggapi panggilan telepon untuk dimintai komentar.
Namun otoritas militer sebelumnya mengatakan, kalau data AAPP, yang banyak dikutip organisasi internasional, dibesar-besarkan.
Baca Juga: Warga LDII Turut Ramaikan Upacara HUT RI Secara Virtual, Cuma Tidak Ada Lomba Agustusan
Pihak militer menyebutkan, sejumlah anggota pasukan keamanan tewas dan pihak AAPP tidak menyertakan mereka dalam hitungannya.
"Menurut catatan AAPP, 1.001 orang tak bersalah tewas," ungkap sekretaris AAPP Tate Naing kepada Reuters dan dilansirkan Antara.
"Jumlah korban sebenarnya jauh lebih banyak," tambahnya.
Myanmar menjadi negara di Asia Tenggara itu terjerumus dalam kekacauan sejak kudeta.