Akhirnya Hussein mencopot Hassan sebagai Putra Mahkota, dan Abdullah diperintahkan sebagai penggantinya, hanya tiga minggu sebelum Raja meninggal.
Kehidupan Abdullah dan Rania berubah karena ia tidak pernah berharap menjadi raja dan ratu sebelumnya, dan harus melayani lebih dari 5 juta populasi dalam hitungan hari.
Baca Juga: Jadwal Shalat untuk Banten dan Sekitarnya, Jumat 19 November 2021
Dalam wawancara tahun 2001 dengan 60 minutes Australia, Ratu Rania mengaku ragu apakah ia siap untuk melakukan pekerjaan itu.
“Saya selalu memiliki keraguan, saya pikir itu sehat karena merasa terlalu percaya diri bisa menjadi hal yang sangat berbahaya. Anda perlu mendorong diri sendiri.” Katanya.
Namun, terlepas dari peristiwa pergantian yang mendadak itu, Raja Abdullah dan Ratu Rania berhasil memodernisasi Yordania pada tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Baca Juga: 5 Kebiasaan Orang Indonesia yang Bikin Kaget Orang Jepang, Salah Satunya Bingung Gunakan Toilet
Rania pun berhasil mematahkan keraguannya. Ia telah bersinar, karena majalah Forbes menempatkannya sebagai salah satu dari 100 wanita paling kuat di dunia pada tahun 2010.
Ratu Rania telah diakui diseluruh dunia atas karyanya terkait pendidikan, pemberdayaan masyarakat dan pemuda, serta meningkatkan layanan dan kesadaran kesehatan.
Rania mendirikan Royal Health Awareness Society pada tahun 2005 untuk mendidik orang tua dan anak-anak tentang pentingnya olahraga, kebersihan dasar, nutrisi, dan bidang kesehatan terkait lainnya.