Jika Korea mewajibkan seluruh penduduk laki-laki untuk ikut wajib militer alias wamil, berbeda dengan Thailand yang punya aturan unik, mereka memilih peserta wamil
melalui undian lotere.
Lantaran hukum Thailand melarang penduduknya mengubah jenis kelamin pada identitas kelahiran mereka, maka para ladyboy di Thailand tetap diakui sebagai pria dan diwajibkan ikut undian tersebut.
4. Ladyboy masuk kategori gangguan mental
Namun demikian, jarang sekali ladyboy yang diikutkan kegiatan wamil seperti halnya peserta lain lantaran dikategorikan sebagai penderita gangguan mental.
Kategori tersebut ditentukan Militer Thailand dan akan tercantum pada rekam medis setiap transgender sehingga mereka tidak akan diikutkan dalam wajib militer yang
sebenarnya.
Baca Juga: Pertemuan Baim Wong dan Kakek Suhud Berakhir Bahagia: Saya Malu Sendiri Dengan Kepribadianya
5. Diperlakukan layaknya seorang pria
Saat pengundian lotere tiba, para ladyboy tetap mendapatkan perlakuan sama seperti peserta pria. Saat pemeriksaan medis, mereka terpaksa harus melepas pakaiannya di
hadapan banyak peserta pria.
Para ladyboy merasa dipermalukan di hadapan banyak orang setiap acara pengundian lotere itu dilaksanakan. Oleh karena itu, saat ini pemerintah Thailand sedang mengkaji
undang-undang untuk pengakuan jenis kelamin ketiga untuk para transgender. ***