Network
JURNAL SOREANG - Demi menyambung hidup untuk keluarga, tak jarang banyak Warga Negara Indonesia (WNI) yang merantau keluar negeri untuk mencari sesuap nasi.
Seperti kisah seorang WNI asal Tulungagung bernama Wahyu. Dirinya kerja sebagai petani di Brunei Darussalam.
Menariknya, Wahyu pada awalnya bekerja sebagai sopir di sebuah restoran Brunei.
Baca Juga: Ingat dengan Ade Londok? Begini Nasibnya Sekarang, Kembali Menjadi Tukang Jahit
Baca Juga: Karena Licik, Tagihan Pinjol Ilegal Disarankan Tak Usah Dibayar
Namun ia merasa gaji yang diterima di restoran terbilang kecil. Wahyu kemudian tertarik dengan profesi petani di Brunei Darussalam.
Setelah hampir satu tahun lebih bekerja sebagai petani, ia mengungkap kalau lebih menyukai pekerjaan tersebut dibanding saat bekerja di restoran.
"Saya dulunya di restoran, jadi sopir," kata Wahyu, dikutip Jurnal Soreang dari kanal YouTube Wulan's Life.
Baca Juga: Pembuat Kartun Nabi Muhammad SAW Lars Vilks Tewas, Refly Harun: Sampai Jumpa di Pengadilan Akhirat
Wahyu pun kemudian mengungkapkan alasan mengapa ia berani resign dari restoran, dan memutuskan terjun ke sawah menjadi petani.
"Kalo pertanian itu kan buat pengalaman juga, kami pun masih dalam tahap belajar," ungkapnya.
"Nanti kan suatu saat kita nggak bekerja di sini lagi, jadi kita di rumah bisa tanam sendiri," sambung Wahyu.
Baca Juga: Siapa Bilang Makan Tahu Tidak Bisa untuk Diet? Ini Caranya Jika Kamu Ingin Diet dengan Makan Tahu
"Karena itu kan pangan, kebutuhan pangan yang nomor 1," katanya lagi.
Wahyu berkata, gaji yang ia terima sebagai petani per bulannya lebih besar ketimbang saat ia berada di restoran.
Per bulannya ia mengaku mendapat gaji sebesar Rp6 juta.
Baca Juga: Profil dan Biodata Jung Ho Yeon Pemain Squid Game, Awalnya Pernah Gagal dalam Acara Kontes Model
Gaji tersebut, kata Wahyu belum termasuk insentif dan bonus yang diberikan bila hasil panennya bagus.
"Kalau saya lebih memilih disini (petani). Di restoran pakaian rapih, bersih, tapi gaji kecil," katanya.
"Lebih senang, kita habis kerja balik tidur. Kalau di restoran balik pukul 10, bisa sampe malam (pukul 1/2)," pungkas Wahyu.***
