Network
JURNAL SOREANG - Pemimpin Negara Brunei Darussalam, Sultan Hassanal Bolkiah diketahui sempat bertemu mantan Presiden Republik Indonesia, Soeharto semasa lawatan ke Jakarta pada April 1981.
Kesan pertama pertemuan dengan Pak Harto itu, menurut Sultan, Presiden Soeharto adalah seorang insan yang tenang dan terhormat, seorang negarawan yang mempunyai kebijaksanaan dan kewibawaan yang nyata. Seperti dikutip Jurnal Soreang dari website Cendana News pada Selasa 27 Juli 2021.
Selain itu, Presiden Soeharto merupakan seorang pemimpin yang berjaya menyatupadukan rakyat Indonesia yang terdiri dari berbagai bangsa.
Baca Juga: Mengenal Ratu Saleha binti Mohamed Salam, Istri Pertama Sultan Hassanal Bolkiah Paling Solehah
Sultan Hassanal Bolkiah pun kagum dengan Soeharto yang telah melahirkan kestabilan politik di Indonesia.
Sultan menambahkan, Soeharto merupakan salah seorang penggagas ASEAN dan telah memainkan peranan yang penting dalam membangun ASEAN.
“Presiden Soeharto sangat dihormati di kalangan pemimpin-pemimpin negara di rantau ini dan pemimpin yang sangat berjasa kepada ASEAN,” jelasnya.
Di bawah pimpinan Presiden Soeharto, Indonesia bukan saja dikenali di Asia Tenggara, tetapi juga di seluruh dunia.
Soeharto, kata Sultan, juga merupakan seorang tokoh yang mempelopori visi untuk mewujudkan rantau Asia Tenggara yang lebih aman, progresif, dan makmur.
Semuanya berasaskan prinsip hormat menghormati serta saling memahami antar anggota ASEAN.
Sebagai informasi, kunjungan Sultan Hassanal Bolkiah ke Indonesia pada tahun 1981 yakni bertujuan untuk mendapat dukungan terhadap pencalonan dan keanggotaannya dalam ASEAN.
Pasalnya, Brunei Darussalam tidak lama lagi akan mencapai kemerdekaan dan tengah bersiap menyambut kemerdekaannya dari Inggris Raya pada saat itu.
“Amat jelas daripada pertemuan pertama saya dengan Presiden Soeharto bahwa Negara Brunei Darussalam akan mendapat sokongan Republik Indonesia jika Brunei berhajat untuk menjadi anggota baru ASEAN. Saya menghargai jaminan sokongan yang diberikan oleh Presiden Soeharto itu,” kata Sultan.***
