Pihak Save The Children telah mendapat banyak laporan terkait situasi sulit yang dialami anak-anak di Gaza.
Mereka menyebut situasi tersebut seperti hidup di neraka, dimana tak ada tempat berlindung saat agresi militer Israel menyerang.
"Keluarga-keluarga di Gaza, dan staf kami, memberi tahu kami bahwa mereka sedang dalam kesulitan. mereka hidup di neraka tanpa tempat untuk berlindung dan tampaknya tidak ada akhir yang terlihat," urai Lee.
Menurut data dari departemen informasi otoritas Palestina, dalam 20 tahun terakhir tercatat lebih dari 3000 anak-anak Palestina terbunuh akibat serangan Israel.
Hal tersebut seolah sudah menjadi budaya impunitas atas tindakan tentara israel, termasuk penggunaan senjata mematikan meski tidak ada ancaman, bahkan terhadap anak-anak.
Meski begitu, tindakan brutal tentara Israel terhadap anak-anak Palestina hampir tidak mendapatkan tanggapan international.
Kelompok hak asasi israel Yesh Din mengatakan, kemungkinan bahwa pengaduan mengarah pada dakwaan tentara israel atas kekerasan, termasuk pembunuhan, adalah 0,7 persen.
Sebelumnya, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan penghentian pengeboman di Gaza tidak akan pernah terjadi.