Network
JURNAL SOREANG - Aktivitas Kapal China di Laut Natuna Utara mulai meresahkan negara-negara Asia Tenggara.
Pakar Hukum Internasional Filipina, Antonio Carpio mendorong negara Filipina untuk segera mengambil tindakan terhadap ratusan kapal China yang mangkal di Laut Natuna Utara.
Presiden Filipina, Rodrigo Duterte melalui juru bicaranya merespon tegas perilaku angkatan laut China di Laut Natuna Utara.
Baca Juga: Protes Umat Muslim di Batley, Inggris, Atas Gambar Karikatur Nabi Muhammad
Baca Juga: Kejadian Memalukan di Masjid Terapung Jeddah Sudah Lama, Masjid Ini Favorit Jemaah Indonesia
"Presiden amat risau, setiap negara akan risau jika melihat jumlah kapal yang memangkal di sana," kata juru bicara Presiden Filipina, Harry Roque.
Aksi meresahkan angkatan laut China di Laut Natuna Utara sebelumnya juga pernah terjadi pada tahun 1995.
Kala itu, China nekat menerobos laut teritorial Filipina dan membangun sebuah pangkalan laut di sana.
Tak hanya di laLaut Natuna Utara, angkatan laut China juga nekat menerobos laut teritorial Vietnam.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Vietnam, Le Thi Thu Hang menyebut perilaku semena-mena China sebagai pelecehan kedaulatan wilayah.
Baca Juga: Oknum WNI Berulah Tiup Lilin dalam Masjid, Jamaah Haji dan Umrah Indonesia Kena Imbasnya
Baca Juga: Gegara Masalah Sepele, Dua Orang Perempuan Terlibat Perkelahian di Dalam Pesawat
"Vietnam meminta China berhenti dan menghormati kedaulatan wilayah Vietnam," tegasnya.
China mengklaim sebagian besar teritorial Laut Natuna Utara merupakan daerah kekuasaan mereka. Klaim sebelah pihak tersebut mendapat penolakan keras dari berbagai negara.
Hingga saat ini, sejumlah negara masih bersaing merebut Laut Natuna Utara yang menjadi jalur perdagangan bernilai 3,4 triliun US dollar per tahunnya.
Disclaimer : artikel ini sudah pernah tayang di pikiran-rakyat.com dengan judul "Kapal China Serbu Laut Natuna Utara, Pakar: Waspada Pendudukan".***
