Colorado Menjadi Negara Bagian Pertama Yang Menditeksi Varian Baru Covid-19 di AS

Sam
- 30 Desember 2020, 16:36 WIB
Presiden terpilih AS Joe Biden menyampaikan sambutan tentang tanggapan AS terhadap wabah penyakit virus korona (COVID-19), di markas transisinya di Wilmington, Delaware, AS, Selasa 29 Desember 2020.
Presiden terpilih AS Joe Biden menyampaikan sambutan tentang tanggapan AS terhadap wabah penyakit virus korona (COVID-19), di markas transisinya di Wilmington, Delaware, AS, Selasa 29 Desember 2020. /Reuters/Jonathan Ernst

JURNAL SOREANG - Masih tingginya penyebaran virus Covid-19 di Amerika Serikat (AS) hingga sekarang, sehingga memaksa Presiden Terpilih Joe Biden, terus mengingatkan bahwa perlu waktu bertahun-tahun untuk memvaksin sejumlah besar warga negara itu, kini AS mendeteksi kasus pertama infeksi dari varian baru Covid-19, di Colorado pada Selasa 29 Desember 2020.

"Upaya untuk mendistribusikan dan mengelola vaksin tidak berjalan sebagaimana mestinya, ”kata Biden di Wilmington, Delaware, seperti dilansir dari reuters.

Pada tingkat saat ini, "akan membutuhkan waktu bertahun-tahun, bukan bulan, untuk memvaksinasi rakyat Amerika." imbuhnya.

Baca Juga: Kendati Kurang Personel, Segudang Prestasi Diraih Polresta Bandung

Sementara itu, pernyataan dari Gubernur Colorado Jared Polis menyebutkan bahwa wilayah negara bagian yang dipimpinnya telah menemukan kasus virus corona varian B.1.1.7, yang pertama kali terdeteksi di Inggris, dan disebut lebih cepat menular dibandingkan varian SAR-CoV-2 sebelumnya.

Selain itu, kasus virus corona varian baru ini juga telah ditemukan dan menyebar di sejumlah negara Eropa, Kanada, Australia, India, Korea Selatan, dan Jepang, serta negara-negara lain.

Polis menyebutkan, bahwa pasien kasus pertama di AS itu merupakan seorang laki-laki berusia 20-an tahun tanpa riwayat berpergian dalam waktu dekat, dan sekarang diketahui bahwa pasien tersebut tengah menjalani isolasi di Denver.

Baca Juga: Gubernur Jawa Barat Terima 1.250 Alat Swab Antigen dari PLN UID Jabar

"Pihak berwenang urusan kesehatan masyarakat sedang melakukan investigasi secara teliti kepada pasien yang bersangkutan, tidak mempunyai kontak erat, sejauh identifikasi saat ini," ungkap Polis.

Seraya Polisi menambahkan bahwa negara bagian telah memberi tahu Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS.

Sebelum Polis mengonfirmasi kasus ini, Biden berpidato di Wilmington, Delaware, mengenai vaksinasi bagi masyarakat AS.

Baca Juga: Kapolreta Bandung, Kombes Pol. Hendra Kurniawan : Personel Polresta Bandung Masih Jauh Dari Ideal

Biden juga memberikan pesan kepada Kongres bahwa pemerintahannya nanti ingin menambah anggaran secara signifikan untuk melancarkan distribusi vaksin, memperluas uji deteksi, serta menyediakan dana bagi negara bagian untuk membantu membuka kembali sekolah.

Target Biden untuk menjamin 100 juta vaksinasi, dijalankan per 100 hari masa jabatannya sebagai presiden nanti akan berarti.

"Meningkatkan lima hingga enam kali lipat dari kecepatan saat ini menjadi 1 juta suntikan sehari," kata Biden, mencatat bahwa itu akan membutuhkan persetujuan Kongres terkait pendanaan tambahan.***

Editor: Sam

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah