Siswa SMP PCI Baleendah Kunjungi Kota Malaka, Malaysia, Apa Makna Penting Kota Ini di Dunia?

11 Januari 2024, 20:36 WIB
Kota Malaka atau Bandar Melaka di selat Malaka, menjadi destinasi sejarah dalam rihlah ilmiah SMP Prima Cendekia Islami (SMP PCI) Baleendah, Kabupaten Bandung. /Istimewa /

JURNAL SOREANG - Pernah dengar atau membaca sejarah Kota Malaka, Malaysia? 

Ya, Kota Malaka atau Bandar Melaka di selat Malaka, menjadi destinasi sejarah dalam rihlah ilmiah SMP Prima Cendekia Islami (SMP PCI) Baleendah, Kabupaten Bandung.

Setelah dua hari di Kualalumpur, peserta rihlah ilmiah menuju Kota Melaka dan bermalam di Hotel Ecotree, Jalan Melaka Raya 9, Taman Melaka Raya, Melaka.

 

Kamis, 11 Januari 2024, pukul 09.00 waktu setempat peserta rihlah ilmiah SMP PCI menuju objek bersejarah di kota Melaka, ungkap Prof. Dadan Wildan, Ketua Yayasan Pendidikan Prima Cendekia Islami yang turut mendampingi para siswa.

Menurut Prof. Dadan, Kota Melaka dipilih sebagai destinasi rihlah ilmiah, karena kota ini banyak disebut pada mata pelajaran IPS dan sejarah sejak sekolah dasar.

"Kota Melaka, awalnya merupakan ibu kota Kesultanan Melaka dan pusat peradaban Melayu pada abad ke-15 dan 16," tutur sejarawan ini.

Baca Juga: Meski Masih Siswa SMP, tapi Diajak Mengenal Dua Universitas Terbaik di Dunia yang Ada di Negeri Jiran

Kerajaan Melaka atau Kesultanan Melaka didirikan oleh Parameswara pada kisaran tahun 1402. Namun, Bangsa Portugis menaklukkan Melaka pada tahun 1511.

Sejarah mencatat, antara tahun 1641-1795, Melaka dikuasai Belanda. Kemudian Melaka dikuasai Britania Raya pada tahun 1820-an sampai kemerdekaan Malaysia pada tahun 1957.

Pada tahun 2008 Melaka dan George Town, dinobatkan oleh UNESCO sebagai Kota Warisan Dunia (World Heritage).

 

"Sebagai kota bersejarah, Melaka sangat kaya akan bangunan bersejarah. Para siswa SMP PCI dapat melihat langsung posisi Selat Melaka dengan beragam peninggalan sejarahnya," ungkap Lugie Firdaus Agusna, S.Pd. guru pembimbing rihlah ilmiah ke luar negeri.

Anak anak dapat melihat secara langsung peninggalan bangsa Portugis, Belanda, dan Inggris di kota ini.

Para siswa SMP PCI sangat antusias mengunjungi banyak peninggalan bersejarah, seperti air mancur Victoria, tugu jam besar, gereja merah Christ Church Melaka yang dibangun tahun 1753, reruntuhan gereja portugis St. Paul, hingga kapal layar bangsa Portugis yang bersandar di Melaka Art.

Baca Juga: Qari dan Qariah Kabupaten Bandung Akan Ikut MTQ Internasional di Malaka, Malaysia, Mewakili BKPRMI Jabar

"Para siswa SMP PCI tidak hanya mendapat pelajaran mengenai bangsa Portugis di Selat Melaka, namun dapat secara langsung melihat peninggalan sejarahnya," ungkap Lugie.

Destinasi bersejarah yang dikunjungi para siswa SMP PCI diawali dari Dutch Square yang merupakan salah satu tempat wisata paling ikonik di kota bersejarah ini.

Kawasan ini dikenal karena memiliki bangunan peninggalan era kolonial Belanda. Salah satunya bangunan bernama Stadthuys, yang dikenal sebagai bangunan Belanda tertua yang masih berdiri di Melaka.

 

Selain Stadthuys dan gereja merah, para siswa juga mengunjungi reruntuhan gereja dekat dengan sisa-sisa benteng A'Famosa Fort, yang berada di puncak Bukit St. Paul yang dibangun pada 1521. Gereja ini adalah gereja tertua yang masih berdiri di Malaysia.

Meskipun saat ini kondisinya sudah dalam keadaan reruntuhan tanpa atap, St. Paul’s Church tetap menjadi tempat yang menarik dengan pemandangan kota Melaka dan Laut Selat Melaka yang indah ketika mencapai puncaknya.

Turun dari puncak bukit Gereja St. Paul, para siswa mengunjungi Muzium Istana Kesultanan Melaka.

Baca Juga: Keren! SMP Islam di Baleendah, Kabupaten Bandung, Gelar Rihlah Ilmiah ke Malaysia-Singapura, Apa Tujuannya?

Acara diakhiri foto bersama di depan Kapal Flor De La Mar, sebuah kapal dari armada Portugis yang bertanggungjawab dalam penaklukan Melaka pada tahun 1511.

"Kapal ini merupakan salah satu dari kapal-kapal yang turut serta dalam pelayaran pulang Alfonso de Albuquerque pada 20 Januari 1512 selepas selesai menaklukan Melaka. Dari kota Melaka, para siswa SMP PCI akan melanjutkan perjalanan ke Singapura," tutup Lugie.***

Editor: Sarnapi

Tags

Terkini

Terpopuler