JURNAL SOREANG - Pada setiap perjalanan hidup, tantangan psikologis merupakan ujian yang tak terelakkan. Bagi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang merantau ke luar negeri, tantangan ini bisa menjadi lebih rumit dan mengarah pada dampak serius pada kesejahteraan mental mereka.
- Stigma dan Isolasi Sosial
Deskripsi TKI seringkali menghadapi stigma di negara tempat mereka bekerja. Terpisah dari keluarga dan teman-teman, mereka mungkin merasa terisolasi sosial, yang dapat memicu perasaan kesepian dan kecemasan.
Isolasi sosial dapat menjadi pemicu masalah kesehatan mental, seperti depresi dan kecemasan.
Baca Juga: Ketahui Kandungan Gula dalam Buah Buahan Ini, Sebagai Pertimbangan untuk Menu Diet
- Rindu dan Kecemasan Akan Keluarga di Tanah Air
Rindu terhadap keluarga di Indonesia menjadi beban emosional yang signifikan bagi TKI. Komunikasi jarak jauh seringkali tidak dapat menggantikan kehadiran fisik.
Rasa rindu yang berkepanjangan dapat menyebabkan tekanan emosional dan kecemasan terkait hubungan dengan keluarga.
- Tekanan Kerja yang Berlebihan
Beberapa TKI mungkin mengalami tekanan kerja yang berlebihan, terutama dalam pekerjaan dengan jam kerja panjang dan tuntutan fisik yang tinggi.
Tekanan kerja yang konstan dapat menyebabkan kelelahan mental, stres, dan bahkan risiko gangguan mental seperti kelelahan otak.
Baca Juga: Tips dan Strategi Efektif untuk Menyusun Barang dalam Carrier yang Nyaman Saat Mendaki Gunung
- Tantangan Bahasa dan Budaya
Beradaptasi dengan bahasa dan budaya baru dapat menjadi tantangan besar. Kesulitan ini dapat menciptakan hambatan komunikasi dan merasa terasing di lingkungan baru.
Kesulitan berkomunikasi dapat meningkatkan tingkat stres dan kecemasan, sementara kesulitan beradaptasi dengan budaya dapat memunculkan perasaan keterasingan.
- Kurangnya Dukungan Mental
Banyak TKI tidak memiliki akses yang memadai ke dukungan kesehatan mental di negara tempat mereka bekerja.
Kurangnya dukungan dapat memperburuk masalah kesehatan mental dan mempersulit proses pemulihan.
Menjadi TKI bukanlah perjalanan yang mudah, dan tantangan psikologis menjadi aspek penting yang perlu diperhatikan.
Pemerintah, agensi penyalur, dan masyarakat perlu meningkatkan kesadaran akan dampak psikologis ini dan menyediakan dukungan yang lebih baik bagi TKI.
Dengan pemahaman yang lebih baik tentang tantangan ini, diharapkan dapat diciptakan lingkungan yang lebih mendukung bagi TKI yang berjuang di luar negeri.***