JURNAL SOREANG- Tisna Sanjaya bersama para Maestro Seniman Sunda Jawa Barat Indonesia, Bi Raspi Ronggeng Gunung, Mang Ayi Ruhyat kacapi Pantun, Kang Yoyon Darsono maestro torompet, Kang Iyay Kendang, kang Hari dan kang Hani Abadi pematung, Bah Nanu Munajar ahli ngarekes atau ruwatan dan Mas Deny Tri Ardianto seni Film diundang ke festival Dark Mofo di kota Hobart Tasmania yang sangat indah.
Tajuk seni kolaborasi instalasi dan Performance ini adalah RAKUS/GREED/GIERIG di gedung Long Haus dan gallery Contemporary Art Tasmania. Kurator Lisa Campbell Smith.
Aktivitas seni jeprut ini ingin menyampaikan ekspresi masing-masing dan gotong royong melalui keindahan, nilai etik dan spiritual dari daya seni.
Baca Juga: Profil Komunitas Titan Arum: Komunitas Tempat Para Penulis dan Seniman Berbakat Jambi Berkarya
Temanya perihal sikon ketamakan, kerakusan kita sebagai umat manusia yang senantiasa lengah dalam bersikap terutama pada lingkungan yang menjadikan kerusakan alam, tergerusnya keasrian ibu bumi.
Dari kegelisahan tersebut, via seni menyampaikan untuk berdialog, merenung dan bareng-bareng mencari solusi supaya energi positif seni kita selalu menemukan nilai yang kuat.
Dengan cara untuk saling berbagi ilmu, melakukan perubahan perilaku terhadap adab alam, respek pada karuhun, fokus pada lingkungan menjadi lebih baik dan jadi berkah yg berkelanjutan, bermanfaat.
Dari upaya seni secara estetik yg selalu dilebarkan menjadi gerakan peristiwa budaya, sosial, politik yg etik, ekonomi cultural dan kepercayaan spiritual pada yang maha indah, seni diyakini selalu memberikan inspirasi utk terus punya harapan.
Dia mengucapkan Terimakasih kepada kemendikbud Indonesia dan Dark Mofo Hobart Tasmania Australia yang telah mensuport luar biasa pada kreativitas seni komunitas Jeprut ini.***