Saat Jemaah Umrah PP Persis Kunjungi Museum Abubker Alamoudi di Mekkah, Ini yang Menarik dari Museum

1 Mei 2023, 09:58 WIB
Dua orang Jemaah Umrah PP Persis memakai pakaian khas Arab saat Kunjungi Museum Abubker Alamoudi /Istimewa /

JURNAL SOREANG- Ada museum mini di lintasan jalan raya Mekkah - Jeddah, Arab Saudi. Namanya Abubker Alamoudi Museum, sebagaimana ditulis di papan nama di atas pintu masuk museum. Sering disebut Museum Alamoudi saja.

Muthowif jamaah umrah Syawal 1444 H yang bergabung dengan PT. Karya Imtaq PP Persis mengajak untuk berkunjung ke museum ini.

Awalnya, Staf Ahli Mensesneg dan Ketua Yayasan PCI Baleendah Prof. Dr. H. Dadan Wildan  mengira ini museum Abu Bakar, sahabat Nabi, karena ada nama Abubker.

 

"Perkiraan saya salah. Nama Abubker, bukan merujuk pada Abu Bakar, sahabat Nabi, namun merujuk pada nama pendiri museum ini, yakni Abu Bakar Alamoudi. Seorang pengusaha Saudi yang membangun museum seluas 2.000 meter persegi ini," katanya.

Museum Alamoudi menjadi destinasi wisata baru bagi jamaah haji dan umrah. Berlokasi di tengah padang pasir dan gunung batu wilayah El-Shimeisi.

Sekitar 30 menit menggunakan bus dari Mekkah menuju Jeddah. Terletak di pinggir jalan raya Mekkah - Jeddah Highway sehingga Museum ini mudah dijangkau.

Baca Juga: Penasaran dengan Tempat Miqat Qarnul Manazil? Begini Kondisi Terkini Termasuk Masjidnya yang Megah

Hal menarik dengan di pintu masuk, disimpan bajaj tua berwarna merah. Bangunan museum diberi arsitektur aksen rumah orang Arab abad ketujuh.

Sekeliling museum, dibenteng yang dibangun dari tanah liat yang dicampur jerami. Berwarna coklat tanpa cat.

Di sebelah kanan museum, ditampilkan sumur tempat menimba air. Lengkap dengan kerekan, tali pengerek dan ember dari kulit. Dikelilingi pinggiran sumur dari batu dan tanah liat.

Disamping sumur, ada deretan rumah-rumah kecil dari tanah. Di setiap rumah, diisi perabotan rumah tangga masyarakat Arab kampung di masa tanah Arab belum maju.

 

Ada timbangan tua, peralatan dapur, perkakas pertanian, hingga barang barang tua keseharian. Di depan deretan rumah kecil, ada halaman cukup luas. Dilengkapi rumput sintetis.

Bangunan utama museum, sebuah bangunan cukup besar. Ini bangunan utama tempat menyimpan memorabilia masyarakat Arab.

Umumnya benda benda yang digunakan pada abad 19 dan awal abad 20.

Berbagai properti peradaban dan perlengkapan hidup sehari-hari masyarakat Arab di zaman dulu, dipamerkan.

Baca Juga: Tawaf Umrah Syawal Tak Sepadat Umrah Ramadhan, Begini Pengalaman Umrah Dadan Wildan Anas

Museum meletakkan barang-barang seadanya. Bahkan Disusun agak berantakan. Tanpa kotak atau tempat pameran memorabilia yang layak.

Memang, benda benda yang dipamerkan, tidaklah memiliki nilai sejarah yang tinggi. Sekedar perlengkapan memasak tua dan alat makan dan minum yang sudah berumur.***

Ikuti terus dan share informasi Anda di media sosial Google News Jurnal Soreang FB Page Jurnal SoreangYouTube Jurnal SoreangInstagram @jurnal.soreang dan TikTok @jurnalsoreang 

Editor: Sarnapi

Tags

Terkini

Terpopuler