JURNAL SOREANG - Bekerja di luar negeri menjadi pilihan bagi warga Indonesia dengan status pekerja migran atau TKI.
Selain negara-negara Arab atau Asia Tenggara, negeri lain seperti Jepang atau Korea juga jadi tujuan calon TKI untuk mencari nafkah.
Meski sama-sama maju, namun terdapat perbedaan bagi TKI tentang pengalaman kerja di Jepang dan Korea Selatan.
Dalam vlog di kanal YouTube oppa pmi, pada 26 Oktober 2021, mantan pekerja migran di Jepang yang kini bekerja di Korea Selatan, Kaefa Hazli, berbagi penglaman dan perbandingan bagaimana rasanya bekerja di dua negara paling maju di Asia ini.
Dalam obrolan tersebut oppa pmi dan Kaefa membahas perbedaan segala hal bekerja di Jepang dan Korea.
Menurut Kaefa, lowongan kerja ke Jepang kebanyakan untuk pemagang yang melewati serangkaia tes.
Ada beragam tes, meliputi fisik dan mental seperti lari, push up, sit up hingga tes matematika.
Sementara untuk ke Korea Selatan, tes yang dilakukan lebih sedikit dan sederhana, hanya meliputi bahasa dan skill fisik seperti kecepatan tangan dalam mengoperasikan sesuatu.
Perbedaan lain yang dibahas, saat calon pekerja magang yang hendak ke Jepang dinyatakan lulus, maka orang tersebut sudah dipastikan bisa berangkat untuk bekerja.
Baca Juga: Borneo FC Siap Balikan Kedudukan Tumbangkan Arema FC Pada Leg Kedua Final Piala Presiden 2022
Lain halnya dengan calon TKI yang memilih Korea Selatan, meski sudah dinyatakan lulus tes, namun beberapa kenalannya belum bisa terbang.
Kaefa mamafhumi, barangkali faktor pandemi jadi salah satu pertimbangan mengapa pemerintah Korea belum menerima masuknya pekerja migran hingga saat tersebut.
Untuk urusan kerja, Jepang lebih mengutamakan keselamatan dan keamanan para pekerja, bahkan ada tim khusus yang memantau hal tersebut.
Sementara di Korea Selatan, urusan pengawasan keamanan para pekerja, menurutnya lebih longgar dan tidak seketat Jepang, terutama pada para pekerja migran.
Untuk urusan gaji, menurutnya bayaran di Jepang tidak sebesar di Korea Selatan dengan selisih hingga setengah.
Hal tersebut juga berbanding terbalik, dimana hidup di Jepang lebih mahal dibanding dengan hidup di Korea Selatan.
Bahkan untuk biaya transportasi, dirinya dan beberapa rekan yang lain harus menghemat.
Meski demikian ia juga memuji sifat dan sikap orang Jepang yang disiplin tinggi, seperti urusan kebersihan, dan cara memperlakukan para TKI seperti dirinya.***