JURNAL SOREANG – Jemaah Haji asal Lampung, Indonesia bernama Ahmadi menceritaakan pengalamannya saat menginjakkan kaki di Tanah Suci.
Seperti diketahui bahwa Ahmadi merupakan jemaah Haji Indonesia yang memiliki keterbatasa fisik.
Tangan Ahmadi patah karena mengalami kecelakaan pada tahun 2000 silam, hal itu tidak menyurutkan semangat dan aktivitas saat menjalani inadah Haji di Tanah Suci.
Baca Juga: Kuliti Bandar Judi Slot Online, YouTuber Ini Tak Gentar Hadapi Ancaman: Menang Miliaran Itu Palsu!
Kisah Ahmadi pun diungkapnya melalui kanal YouTube Iday Adventurer baru-baru ini.
Jemaah Haji kloter ke-4 dari Lampung itu juga menceritakan awal mula kecelakaan yang membuat tangannya patah.
“Saya mengalami kecelakaan (hingga tangannya patah) tahun 2000. Saya naik motor dengan kawan pokoknya langsung (kecelakaan),” katanya, dikutip JurnalSoreang.Pikiran-Rakyat.com dari YouTube IDAY ADVENTURER pada Rabu, 29 Juni 2022.
Baca Juga: Ketar Ketir! Bandar Judi Slot Online Ancam YouTuber, Murka Kebusukannya Dibongkar Habis-Habisan
Meskipun dengan keterbatasan kondisi fisiknya, Ahmadi mengaku tak pantang menyerah, ia berjualan dan menjadi guru ngaji.
Hasil yang di dapat dari usahanya tersebut ia tabung untuk berangkat ibadah Haji.
“Dengan kondisi saya seperti ini, sedikit-sedikit buka usaha kios di pasar, jual baju gamis, seragam sekolah, baju bayi.
Guru ngaji TPA, kursus ngaji Iqro untuk ibu-ibu yang pemula terus ada muda-mudi juga,” katanya.
Baca Juga: Beredar Rekaman Bandar Judi Slot Online Protes, Tak Terima Kebusukannya Dibongkar YouTuber
“Hasilnya dikit-dikit di tabung sampai 15-16 tahun (untuk ibadah Haji),” lanjutnya.
Sebelum tiba di Tanah Suci, Ahmadi sempat khawatir dengan kondisi fisiknya tersebut saat menjalani ibadah nantinya.
Namun pada kenyataannya, Ahmadi mengaku banyak orang yang menolongnya tanpa dimintai tolong olehnya.
“Alhamdulillah banyak yang nolong, sulit bawa tas orang ngangkatin, baju saya ada yang ngelipetin, kopiah saya jatuh ada yang ngambilin dan pakein, mau nyopot sandal orang bantuin,” kata Ahmadi.
Ia hanya mengucapkan terima kasih, bersyukur kepada Allah atas pertolongan dan kemudahan yang diberikannyaNya melalui oaring-orang tersebut.
“Saya gak nyuruh, orang itu datang sendiri. Modalnya saya cuma bilang jazzakumullah, alhamdulillah, tabarakallah.
Allah berikan kemudahan, aku di rumah berpikir nanti (ketika ibadah haji) gimana, saya jalani bismillah aja dan ternyata dimudahkan,” katanya.
Kemudian semangat menunaikan ibadhah Haji Ahmadi di tengah keterbatasannya tersebut dinilai menjadi inspirasi agar tetap bersyukur.***