JURNAL SOREANG - Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman (MBS) sering dikaitkan dengan hal-hal kontroversial.
Mulai dari digosipkan menawar model Kim Kardashian untuk kencan bersamanya, hingga dugaan-dugaan kudeta dan pembersihan saingannya yang buat geger dunia.
Terlepas dari itu, Mohammed bin Salman dikenal sebagai pribadi yang agresif namun revolusioner di Arab Saudi.
Baca Juga: Ini Tiga Kunci agar Sukses Jalani Kehidupan, Mutiara Hikmah Hari Ini
Bahkan ada yang menyebut MBS adalah tokoh pembaharu dan sosok dibalik modernisasi Saudi.
Beberapa aturan 'modern' dan keputusan yang telah ia terapkan, misalnya memperbolehkan perempuan untuk menyetir.
Di satu sisi pengaruh dari Mohammed bin Salman memang mengesankan, tapi di sisi lain juga menakutkan.
Baca Juga: Mengapa Ratu Elizabeth II Belum Turun Tahta padahal Sudah Tua Renta? Alasannya Mengejutkan
Perannya yang melampaui Raja di Arab Saudi membuat para diplomat menjulukinya Mr. Everything.
Diketahui Putra Mahkota Arab Saudi ini berada di balik restrukturisasi ekonomi.
Peran menonjol itu menjadikan dirinya masuk dalam daftar tokoh-tokoh paling berpengaruh di Negara Minyak itu.
Selain itu, Mohammed bin Salman juga memiliki peran dalam urusan militer, karena mempunyai jabatan sebagai Menteri Pertahanan.
Baca Juga: Pantas Bisa Juara, Skuad Prancis di Piala Dunia 2018 Jadi yang Termahal, Mencapai Rp18,2 T
Dicap Pemimpin Garis keras
Beberapa posisi sekaligus atau rangkap yang ditempati oleh Mohammed bin Salman, membuat salah satu surat kabar Jerman Die Zeit menulisnya sebagai seorang yang sangat korup, serakah dan sombong.
Beberapa keputusan kerasnya sebut saja memicu perseteruan dengan Iran, dan mengatakan bahwa rezim di Teheran tidak akan berubah dalam semalam.
Selain Iran, kabarnya Krisis di Yaman juga tak lepas dari campur tangan Muhammad bin Salman.
Tercatat sebanyak 10.000 warga sipil yang menjadi korban dari kehancuran Yaman kala itu.
Yang terbaru dan masih hangat dibicarakan, yaitu aturan baru di Pantai Arab Saudi.
Kebijakan yang dimaksud adalah wanita boleh pakai bikini. Kebijakan ini membuat Arab Saudi lebih terbuka dan tidak lagi dianggap konservatif.
Namun semua rumor dan tudingan tersebut sebagian besar dilontarkan tanpa disertai bukti yang kuat sehingga belum bisa dipastikan kebenarannya.***