Penuh Makna! Begini 10 Tata Cara Pernikahan Tradisional Brunei Darussalam dan Melayu, Warisan Turun Temurun

22 Januari 2022, 11:40 WIB
Potret Putri Fadzilah yang sedang melangsungkan pernikahan /Tangkapan layar Instagram/@bruneiroyalfamily

JURNAL SOREANG - Upacara dan praktik pernikahan tradisional Brunei-Melayu telah diteruskan dan tetap hidup dari generasi ke generasi dan ini telah memastikan kelangsungan adat dan warisan pernikahan mereka.

Salah satu alasannya adalah karena upacara dan praktik pernikahan Brunei-Melayu belum diubah - tetap sama sejak nenek moyangnya.

Selama tahun 1950-an dan 60-an, persiapan pernikahan dilakukan dengan banyak usaha dan kemahiran.

Dikutip Jurnal Soreang darithailand.prd.go.th, sebelum pernikahan, gangsa tembaga, dian besar dan dian kecil, celapa, sigup Brunei, tikar purun dan tikar lampit akan diatur sedemikian rupa.

Baca Juga: Waduh! Selalu Kalah Inilah Usaha yang Dilakukan Ford untuk Menandingi Ferrari

Peralatan dan bahan memasak seperti panci besar yang dimasak di atas kayu bakar mangrove dan lain-lain digunakan untuk menyiapkan hidangan seperti nasi, kurma sapi, gulai sapi, sayuran, dan hidangan lezat lainnya.

Selain itu, anggota keluarga juga akan sibuk memperbaiki dan mendekorasi rumah, dan mereka juga bertugas melaksanakan adat pernikahan untuk kedua mempelai seperti 'malam berbedak' dan 'berlulut'.

Malam sebelum resepsi pernikahan atau 'bersanding', akan dilakukan malam 'malam berjaga-jaga' oleh anggota keluarga dan dilanjutkan dengan 'mandi berlangir' oleh kedua mempelai pagi-pagi sekali.

Budaya pernikahan tradisional Brunei dapat digambarkan sebagai warisan paling megah dan unik dari Brunei yang masih terlihat hingga saat ini.

Baca Juga: Sengit! Inilah Usaha yang dikerahkan Ford untuk Kalahkan Ferrari, Berhasil?

Selama beberapa dekade terakhir, orang Brunei telah mempraktikkan beberapa ritual pernikahan yang berbeda; Mengagai atau Berjarum-jarum, menghantar Tanda Pertunangan.

Kemudian menghantar Berian, Berbedak Mandi, Akad Nikah, Malam Berbedak, Malam Berinai atau Berpacar, Bersanding, Malam ambil-ambilan dan Muleh Tiga Hari.

Ritual pertama, mengagai atau berjarum-jarum, adalah ketika wakil calon pengantin pria menyampaikan minatnya kepada ayah dari wanita yang dipilihnya untuk dinikahi. Itu juga ketika kedua belah pihak membahas tanggal yang tepat untuk pertunangan formal.

Kedua, Menghantar Tanda Pertunangan, yaitu ketika perwakilan mempelai pria mengirimkan 2 buah cincin kepada mempelai wanita, yang disebut “pembuka mulut” dan cincin pertunangan resmi.

Baca Juga: Sudah Beda Generasi, Inilah Gebrakan Inovasi Ford Setelah Perang Dunia II

Biasanya dilanjutkan dengan Menghantar Berian, pemberian dari mempelai pria kepada calon mempelai wanita dan sudah menjadi tradisi baginya untuk membalasnya dengan mengirimkan hadiah juga.

Bedak Mandi adalah acara di mana calon pengantin pria dan wanita digosok oleh anggota keluarga dan kerabat mereka dengan menggunakan bedak lulur tradisional yang melambangkan kesuburan dan kekayaan.

Ini kemudian akan mengarah ke upacara Akad Nikah ketika pasangan dipimpin oleh pejabat agama atau kadi untuk menjadi suami istri yang sah.

Biasanya, pada malam setelah upacara akad nikah, akan diadakan Malam Berbedak atau Malam Bedak, di mana anggota keluarga dan kerabat memberkati kedua mempelai dengan mengolesi mereka dengan minyak urap yang terbuat dari tepung beras berwarna dan minyak wangi.

prosesi akad nikah putri sultan brunei fadzilah bolkiah instagram @bruneiroyals

Pengantin wanita juga akan mengenakan pakaian berlapis emas tebal yang melambangkan naga, sedangkan pengantin pria memakai Dastar yang merupakan mahkota yang terbuat dari kain songket.

Keduanya akan mengenakan pakaian tradisional yang indah, yang menonjolkan kekayaan budaya dan warisan Brunei.

Pada malam sebelum pernikahan, berlangsung acara Malam Berinai atau Berpacar yang juga dikenal sebagai Malam Henna, di mana hanya anggota keluarga dan kerabat dekat yang menikmati ritual dengan mengoleskan henna di telapak tangan pengantin wanita.

Puncak pernikahan adalah upacara Bersanding di mana pasangan tersebut terlihat sebagai suami istri baru.

Baca Juga: Profil Lengkap Robert Alberts Pelatih Persib Bandung, Kekayaan, Biodata, Karir, dan Prestasi Sepakbolanya

Acara ini diadakan dalam upacara agung dan mewah yang mencakup pesta mewah untuk para tamu sementara pengantin baru duduk di mimbar pernikahan.

Malam Berambil-ambilan adalah upacara pasca pernikahan di mana keluarga dekat dan kerabat dari kedua belah pihak bertemu bersama untuk merayakan persatuan mereka.

Pasca pernikahan terakhir adalah Muleh Tiga Hari, dimana sang suami pindah ke rumah keluarga istrinya sampai mereka memutuskan untuk pindah dan hidup sendiri. ***

Editor: Azmy Yanuar Muttaqien

Sumber: thailand.prd.go.th

Tags

Terkini

Terpopuler