JURNAL SOREANG - Pulang ke kampung halaman adalah hal terindah yang selalu diimpikan oleh perantau di manapun mereka berada, termasuk para WNI yang bekerja di luar negeri.
Buah tangan dari kampung halaman pun menjadi hal yang wajib dibawa serta saat mereka kembali ke perantauan.
Hal itu dirasakan juga oleh seorang WNI yang merantau di Brunei Darussalam, Wulandari yang hampir diamankan petugas Bea Cukai di negeri Sultan Hassanal Bolkiah itu.
Pasalnya, Wulan membawa sekoper mie instan favorit dari kampung halamannya di Tulungagung, Jawa Timur.
"Ini ada 18 varian rasa mie instan yang tidak akan kalian temukan di Brunei Darussalam, karena hanya ada satu dua saja yang tersedia di sini," ujar Wulan.
Wulan mengaku hal itulah yang membuat dirinya sengaja membawa sekoper mie instan tersebut pulang saat kembali ke Brunei.
Baca Juga: Video Syur 61 Detik Mirip Nagita Slavina, Raffi Ahmad Beri Klarifikasi
Selain untuk melepaskan rasa penasaran ingin mencicipi, ia pun berencana mereview setiap varian rasa mie instan itu di vlog pribadinya.
Meskipun demikian bukan tanpa kendala, Wulan harus dihadapkan dengan sedikit masalah saat pemeriksaan bea cukai di bandara Brunei.
Soalnya ia memang membawa mie instan tersebut dalam jumlah banyak, sehingga sempat dikira yang dijual kembali di Brunei.
Baca Juga: Ghozali Everyday To The Moon! Jual Selfie Di NFT Cuan Rp1,4 M, Begini Kisahnya
"Kemarin sempat dibongkar dan ditanya berapa harga satuan dari mie instan ini," ucapnya.
Beruntung, setelah dijelaskan bahwa harga satuan setiap varian mie instan tersebut hanya sekitar Rp2.000-2.500 atau sekitar 18-25 sen Dollar Brunei.
Setelah diketahui bahwa harga total sekoper mie instan tersebut hanya sekitar 3-5 Dollar Brunei, ia pun akhirnya lolos.
Baca Juga: Bagai Keajaiban, Kota Kota yang Pernah Hilang Ini Kembali Ditemukan Oleh Arkeolog, Simak Faktanya!
"Kalau tidak salah bea cukai di sini sekitar 5 persen dari harga pembelian, jadi sekitar 15-25 sen saja," katanya sambil tertawa.
Padahal, kata Wulan, dirinya tidak keberatan untuk membayar cukai, karena itu merupakan kewajiban warga atau pendatang yang masuk ke sebuah negara.
Alhasil, setelah hanya dicatat jumlah varian dan berat mie instan tersebut, Wulan pun diizinkan untuk melanjutkan perjalanan.***