8 Negara Ini Legalkan Prostitusi, Bahkan Dirikan Lokalisasi, Bukan di Ukraina atau Indonesia!

2 Januari 2022, 18:53 WIB
Salah satu sudut Kota Saarbrucken di Jerman. Di kota tersebut berdiri lokalisasi terkenal bernama Paradise /@66_pix_x_x

JURNAL SOREANG - Delapan negara di Eropa melegalkan pelacuran. Bahkan, mereka membangun lokalisasi khusus pelacuran.

Selain itu, pelacuran pun diatur dengan undang-undang dan peraturan khusus.

Dikutip dari laman businessinsider.in, kedelapan negara Eropa tersebut, yakni Jerman, Swiss, Austria, Yunani, Turki, Belanda, Hungaria, dan Latvia.

Baca Juga: CEK FAKTA: Irfan Jaya Dikabarkan Susul Persib ke Bali, Gabung Bali United atau Persib?

Belanda menjadi negara pertama di Eropa yang melegalkan pelacuran pada tahun 2000. Negeri Kincir Angin itu membuat peraturan agar pelacuran tidak disembarang tempat dan mengganggu masyarakat lainnya.

Selain itu, pelacuran pun tidak menambah angka kejahatan di jalanan atau meningkatkan perdagangan manusia.

Orang-orang yang terlibat dalam pelacuran, terutama para pekerja seks komersial (PSK) bisa terjamin kesehatan dan kesejahteraannya.

Baca Juga: 4 Weton Ini Akan Sukses Kaya Raya di Masa Tuanya Menurut Primbon Jawa, Wetonmu Masuk?

Dan, yang terpenting dari itu semua adalah bisnis seks bisa berjalan dengan aman.

Sementara itu di Jerman, legalisasi pelacuran dilakukan pada tahun 2002. Jerman adalah rumah bordil terbesar di Eropa.

Omset bisnis esek-esek tersebut mencapai 16,3 miliar dolar AS atau Rp231 triliun (kurs Rp14.200).

Baca Juga: Terungkap! Ternyata Ini Rahasia Denmark Jadi Negara Terbersih di Dunia, Berikut Faktanya

Jumlah pelacur atau PSK yang terlibat mencapai lebih dari 1 juta orang.

Lokalisasi di Jerman menerapkan aturan yang sangat ketat. Pria berumur di bawah 18 tahun dan para wanita dilarang masuk.

Kendati pelacuran sudah dilegalkan tapi tidak semua warga Jerman senang dengan bisnis esek-esek tersebut.

Baca Juga: Indonesia Raih Fair Play Award AFF Suzuki Cup 2020, Media Vietnam julid!

Di Saarbrucken, Jerman, banyak warga setempat melakukan protes atas pembukaan tempat lokalisasi yang diberi nama Paradise.

Orang-orang yang akan masuk ke Paradise, baik pelacur maupun pelanggan, harus membayar tiket 89 dolar AS atau Rp1,2 juta.

Dengan tiket masuk sebesar itu, mereka bisa menikmati seluruh fasilitas yang tersedia secara gratis, di antaranya sauna, restoran, teater film, dan tentu saja kamar buat esek-esek.

Baca Juga: Bersiaplah! 5 Weton Ini Akan Sukses dan Kaya Raya Menjelang Hari Tua, Cek Wetonmu Sekarang Juga

Pelanggan dan pelacur bisa negosiasi langsung. Rata-rata tarif pelacur untuk 30 menit 56 dolar AS atau Rp800 ribu.

Sebagian besar pelacur di Jerman dan Belanda berasal dari Eropa Timur seperti Romania atau Bulgaria.

Bisnis pelacuran di Jerman mencapai masa keemasan saat Piala Dunia 2006.

Akan tetapi, setelah krisis keuangan pada tahun 2009, bisnis pelacuran memulai menurun.***

Editor: Handri

Sumber: Bussines Insider

Tags

Terkini

Terpopuler