Wajib Tahu! Perbedaan Arti Kata ‘tamu’ di Brunei Darussalam dengan di Indonesia

7 November 2021, 14:57 WIB
Wajib Tahu! Perbedaan Arti Kata ‘tamu’ di Brunei Darussalam dengan di Indonesia. /Ari Irpan/Tangkapan layar Youtube Wulan's Life

JURNAL SOREANG – Perbedaan kata ‘tamu’ di Brunei Darussalam dengan di Indonesia.

Bahasa Indonesia dan Bahasa Brunei memang memiliki kemiripan karena sama-sama berasal dari bahasa melayu.

Sehingga warga Indonesia yang akan ke Brunei Darussalam ataupun sebaliknya tak perlu khawatir akan terkendala bahasa.

Baca Juga: 10 Daftar Kota dengan Biaya Hidup Termahal di Dunia, Apakah Ada Kota dari Indonesia dan Brunei?

Namun, terdapat beberapa kata yang maknanya berbeda antara bahasa Indonesia dengan bahasa Brunei Darussalam.

Salah satu kata yang berbeda adalah kata ‘tamu’. Kata ‘tamu’ di Indonesia bermakna seseorang yang hendak berkunjung ke rumah orang lain.

Namun di Brunei Darussalam, kata ‘tamu’ berarti ‘pasar’ atau pasar yang yang dibuka pada hari tertentu, mirip pasar tumbah kalau di Indonesia.

Selain itu masih banyak kata dalam bahasa Brunei Darussalam yang berbeda maknanya dengan bahasa Indonesia.

Baca Juga: 10 Game Show di TV Jepang yang Paling Kocak Hingga Tidak Masuk Akal, Anda Berani Coba?

Contoh lain kata yang berbeda makna antara bahasa Indonesia dengan bahasa Brunei Darussalam adalah kata ‘babu’.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata ‘babu’ berarti perempuan yang bekerja sebagai pembantu (pelayan) di rumah tangga orang; pembantu rumah tangga.

Pada umumnya, masyarakat Indonesia mengartikan kata ‘babu’ sebagai pembantu rumah tangga.

Berbeda halnya di Brunei Darussalam, warga Brunei mengenal kata ‘babu’ yang berarti ‘Ibu’ atau ‘orang tua perempuan’.

Baca Juga: 10 Fakta Kaisar Akihito dari Jepang, Pernah Bertemu Presiden Soekarno dan Mengundurkan Diri Setelah 200 Tahun

Kemudian ada juga kata ‘pusing’ yang berbada maknanya antara bahasa Indonesia dengan bahasa Brunei Darussalam.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata ‘pusing’ bisa bermakna ‘putar’, ‘sakit kepala’, ‘tidak bisa berpikir’, dan ‘dalam keadaan keseimbangan terganggu serasa keadaan sekitar berputar’.

Pada umumnya masyarakat Indonesia menggunakan kata ‘pusing’ dan memaknainya sebagai ‘sakit kepala’.

Namun, warga di Brunei Darussalam mengenal kata ‘pusing’ hanya bermakna ‘putar’.***

Editor: Rustandi

Sumber: YouTube Wulan's Life

Tags

Terkini

Terpopuler