Geram Terhadap Pernyataan Joe Biden Tentang Genosida, Pemerintah Turki: Ini Fitnah!

26 April 2021, 14:48 WIB
Presiden AS, Joe Biden/ Reuters /

JURNAL SOREANG – Baru-baru ini, Presiden Amerika Serikat (AS) yaitu Joe Biden, berkata pembantaian di tahun 1915 dan deportasi paksa orang-orang Armenia oleh Kekaisaran Ottoman merupakan tindakan genosida.

Ucapan Joe Biden ini disambut meriah masyarakat Armenia, namun dikecam keras Turki dan beberapa negara sahabatnya, termasuk Azerbaijan.

Geram dengan pernyataan dari Joe Biden, pemerintah Turki merespon dengan memanggil Duta Besar AS, David Satterfield. Pemerintah Turki membantah pernyataan dari Joe Biden tersebut, dan mengatakan ini adalah fitnah terhadap negaranya.

Baca Juga: Perlu Anda Tahu, Berikut Ruas Jalan yang Akan Dilakukan Penyekatan Selama Larangan Mudik Lebaran 2021

“Akan ada berbagai macam reaksi di beberapa hari dan beberapa bulan ke depan setelah pernyataan Joe Biden tersebut,” ucap juru bicara kepresidenan Turki, Ibrahim Kalin pada Minggu, 25 April 2021, dilansir Jurnal Soreang dari Reuters.

Sebelum Ibrahim Kalin, sejumlah pejabat Turki sudah terlebih dahulu melayangkan kecaman kepada Biden. Sementara Presiden Erdogan dijadwalkan merespons pernyataan Biden, usai menggelar rapat kabinet pada Senin ini, 26 April 2021.

"Di waktu dan tempat yang kami anggap tepat, kami akan terus merespons pernyataan yang sangat disayangkan ini," ucap Kalin.

Joe Biden menjadi presiden pertama dalam sejarah AS yang melabeli pembantaian Armenia di tahun 1915 sebagai sebuah genosida.

Baca Juga: Kantornya Diserang, Persib Menyesalkan Tindakan Bobotoh Usai Kalah di Final Piala Menpora 2021

Pernyataan dari Joe Biden ini termasuk sangat berani, mengingat selama ini belum pernah ada presiden AS yang menyatakan hal tersebut, atas pertimbangan hubungan bilateral dengan Turki.

Deklarasi genosida oleh Joe Biden sangat mungkin menandakan perpecahan dalam hubungan kerjasama antara Amerika Serikat dengan Turki. Turki memang dikenal sebagai sekutu lama AS, dengan Organisasi Perjanjian Atlantik Utara.

Lantas, apa yang terjadi pada tahun 1915 ini? Kekaisaran Ottoman (Kekhalifahan Utsmaniyah) menuduh orang-orang Armenia yang beragama Kristen berkhianat, setelah menderita kekalahan telak di tangan pasukan Rusia.

Mereka kemudian mulai mendeportasi orang-orang Armenia secara massal ke gurun Suriah dan tempat lainnya. Ratusan ribu orang-orang Armenia kabarnya meninggal karena kelaparan atau didera penyakit.

Baca Juga: Persiapan Haji 2021, Kemenag Bahas Fiqih Haji di Masa Pandemi, Meski Belum Ada Kepastian Ibadah Haji

Praktik kekejaman itu dicatat secara luas pada saat itu oleh para saksi, termasuk jurnalis, misionaris, dan para diplomat.

Orang Armenia mengatakan, sekitar 1,5 juta orang tewas pada tahun 1915. Adapun Turki memperkirakan total yang meninggal mendekati 300.000 jiwa.

Walaupun para pejabat Turki telah menerima bahwa kekejaman telah terjadi, mereka berpendapat tidak ada upaya sistematis untuk menghabisi orang-orang Kristen Armenia. Turki mengatakan, banyak Muslim Turki juga tewas dalam kekacauan selama Perang Dunia Pertama.***

Editor: Sam

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler