Tahun 2023 Jadi Masa Puncak Kebangkitan Film Indonesia, Berikut Bukti-buktinya

- 7 April 2024, 17:24 WIB
Ilustrasi Film Dua Hati Biru. Tahun 2023 merupakan masa puncak dari kebangkitan perfilman di Tanah Air. Produksi dan industri perfilman di Indonesia semakin berjaya di level nasional sekaligus mampu unjuk gigi di kancah internasional.
Ilustrasi Film Dua Hati Biru. Tahun 2023 merupakan masa puncak dari kebangkitan perfilman di Tanah Air. Produksi dan industri perfilman di Indonesia semakin berjaya di level nasional sekaligus mampu unjuk gigi di kancah internasional. /Tangkapan Layar Youtube @StarvisionPlus

JURNAL SOREANG - Tahun 2023 merupakan masa puncak dari kebangkitan perfilman di Tanah Air. Produksi dan industri perfilman di Indonesia semakin berjaya di level nasional sekaligus mampu unjuk gigi di kancah internasional.

Hal tersebut tidak lepas dari peran aktif pemerintah dalam mendukung penguatan ekosistem perfilman nasional.

Melalui peringatan Hari Film Nasional Tahun 2024, Hilmar Farid mengemukakan beberapa strategi pemerintah untuk pemajuan perfilman Indonesia.

 

Beberapa strategi tersebut antara lain, pertama, peningkatan pendidikan film, seperti pelaksanaan Indonesiana Film yang telah menghasilkan 33 naskah meliputi 4 naskah tahun 2020, 10 naskah pada 2021, 9 naskah tahun 2022, dan 10 naskah di tahun 2023, serta Layar Indonesiana, Lock x Full Circle Lab, dan MyLab.

Kedua, peningkatan literasi dan apresiasi film yang direalisasikan dalam bentuk dukungan terhadap Festival Film Indonesia (FFI) maupun inisiatif Apresiasi Film Indonesia (AFI).

Terkait AFI, sudah dimulai sejak tahun 2022 dan sudah menjangkau 79 komunitas di sepuluh kota. Pada tahun 2023, AFI telah diperluas dengan penelitian di lima kota baru dan tiga kota dengan program tindak lanjut.

Baca Juga: Memperingati Hari Film Nasional Tahun 2024, Berikut Harapan Kemendikbudristek

Ketiga, Kemendikbudristek juga telah mengorganisir pemutaran khusus nonton bareng (nobar) untuk mempertahankan minat penonton, menjaga aksesibilitas, dan apresiasi terhadap film Indonesia.

Program Nobar telah diselenggarakan di 29 kota sejak tahun 2020 hingga 2023. Jumlah penonton Nobar tahun 2020 sebanyak 6.332 penonton, tahun 2021 berjumlah 5.095, tahun 2022 melonjak menjadi 9.186, dan terus meningkat di tahun 2023 dengan capaian 10.952 penonton.

Keempat, penguatan distribusi film, meluncurkan platform Indonesiana.TV pada 3 September 2021 sebagai bagian dari Merdeka Belajar episode ke-13 bertema Merdeka Berbudaya dengan Kanal Indonesiana.

 

Hingga saat ini, perpustakaan Indonesiana.TV memiliki lebih dari 1.544 judul film yang dapat diakses melalui laman web indonesiana.tv, aplikasi PlayStore, dan jaringan televisi kabel Indihome saluran 200 (SD) dan 916 (HD).

Kelima, memberikan travel grant untuk sineas Indonesia untuk berpartisipasi di festival film internasional dalam wujud akomodasi perjalanan.

Hal tersebut menjadi upaya Kemendikbudristek dalam memperkuat ekosistem perfilman tanpa mengintervensi proses kreatif.

Baca Juga: Di Peringatan Hari Film Nasional ke-74 Ternyata Ada Pemutaran Film Khusus bagi Tunanetra

Keenam, fasilitas Dana Indonesiana untuk pelaku budaya perfilman. Tercatat sebanyak 39 komunitas film telah difasilitasi oleh bantuan Program Sinema Mikro Dana Indonesiana.

Strategi terakhir, yaitu pengarsipan film yang telah berhasil mengalihmedia 332 judul film Indonesia dari seluloid ke digital sejak tahun 2016, serta restorasi film untuk mengembalikan kondisi gambar dan suara karya sinema ke aslinya.

Dalam program restorasi, Kemendikbudristek juga telah berhasil merestorasi 5 film dalam mengembalikan wujud dan isi materinya seperti bentuk semula.

 

Kelima film tersebut antara lain berjudul Darah dan Doa (The Long March) karya Usmar Ismail tahun 1950, Pagar Kawat Berduri karya Asrul Sani tahun 1961, Bintang Ketjil karya Wim Umboh dan Misbach Yusa Biran tahun 1963, Kereta Api Terakhir karya Mochtar Soemodimedjo tahun 1981 , dan yang terbaru yaitu film Dr. Samsi karya Ratna Asmara tahun 1952.

Selanjutnya, Mahendra menambahkan, masuknya masa puncak perfilman nasional tahun 2023 dan hingga saat ini ditunjang oleh banyaknya film Indonesia yang berpartisipasi dalam festival film Internasional.

Tercatat sebanyak 50 judul film Indonesia telah mengikuti 24 festival film bertaraf internasional di 18 negara, antara lain Sundance Film Festival, Amerika Serikat, Clermont-Ferrand Film Festival, Perancis, Toronto Internasional Film Festival, Kanada, dan Bussan International Film Festival, Korea Selatan.

Baca Juga: Peringatan Hari Film Nasional ke-74 Tuai Sambutan Positif Masyarakat, Ini Rangkaian Acaranya

Selain itu, sinema nasional juga ikut berpartisipasi pada workshop project film internasional di enam negara berkat dukungan Kemendikbudristek, seperti Berlin International Film Festival, Far East Film Festival 2023, Lamunan Studio Australia Pty Ltd & Australia dan Indonesian Youth Association.

Pada tahun 2024, Kemendikbudristek akan memboyong sinema Indonesia ke pentas dunia di Venice International Film Festival yang merupakan festival sinema tertua di dunia.***

Editor: Sarnapi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah