"Misalnya memang apa pentingnya mendukung brand lokal? Eitsss Bisnis UKM dan brand lokal penting bagi pertumbuhan ekonomi loh. Pasalnya, dari bisnis-bisnis lokal, tercipta juga lapangan kerja baru dan peluang bisnis yang mampu mendukung perkembangan komunitas dan ekonomi lokal," jelasnya.
Nama band Feast dan The Panturas tak bisa dilepaskan dari kancah permusikan tanah air. Band yang terbentuk di kota kelas dua yakni Depok dan Jatinangor ini dianggap telah menaklukan panggung-panggung di seluruh Indonesia.
Dilansir Jurnal Soreang dari berbagai sumber, selalu ada cerita di balik setiap lagu yang seringkali menjadi ‘bahan jualan’ atau justru kadang menjadi spekulasi liar di mata publik.
Sebagai informasi, lagu 'Peradaban' milik .Feast diklaim lahir akibat peristiwa bom di Surabaya yang memicu pertentangan antara paham radikal dan peradaban asli Indonesia.
Di sisi lain, lagu instrumental bertajuk 'Tenggelamkan' milik The Panturas terinspirasi dari Susi Pudjiastuti yang sewaktu menjabat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan kerap melakukan penenggelaman kapal.
The Panturas yang terbentuk sejak akhir tahun 2015 melabeli diri mereka sebagai ‘klab rock selancar kontemporer’ karena ragam pengaruh musik kontemporer yang mereka mainkan.
Gelombang musik ini datang dari Jatinangor yang menjadi tempat para personilnya menempuh studi. Surya ‘Kuya’ Fikri selaku penabuh drum dalam kelompok musik The Panturas mengakui kalau album Mabuk Laut tak lebih dari sebuah kumpulan karya lagu.
Sedikit berbeda dengan The Panturas, .Feast mengakui kalau pembuatan album bukanlah perkara mudah. Gelombang musik yang lahir dari Depok ini telah mengeluarkan satu album bertajuk Multiverses (2017) dan satu mini album berjudul Beberapa Orang Memaafkan (2018).