JURNAL SOREANG – Farel kecewa karena Pak Hutama menggagalkan projek pertama dengan kliennya. Tapi Moza memohon pada Pak Hutama untuk memberikan kesempatan pada Farel.
Moza menjelaskan kondisi Farel yang sedang sulit, sehingga meminta Pak Hutama untuk membiarkan Farel menjalankan bisnisnya.
Pak Hutama akhirnya luluh, ia mau memberikan kesempatan pada anaknya itu. Lalu Pak Hutama datang ke tempat tinggal Farel.
Baca Juga: Link Streaming Liga Inggris Leicester vs Chelsea, Mempertahankan Posisi Puncak
Pak Hutama berusaha menurunkan egonya saat bertemu Farel, ia menyodorkan surat kerja sama dengan klien dan mengijinkan Farel untuk menjalankan bisnisnya.
Namun, sayang ternyata Pak Hutama memberikan izin kepada Farel untuk menjalankan bisnis itu dengan syarat Farel harus mau pulang dan meninggalkan Fitri.
Seketika Farel menolaknya, ia mengungkapkan perasaannya yang selama ini lelah harus mengikuti semua kemauan papinya itu.
Farel juga mengatakan bahwa ia berhak memilih jalan hidupnya sendiri termasuk menentukan pasangan yang ia cintai yaitu, Fitri.
“Saat ini impian terbesar aku adalah bisa bersama Fitri, dan Fitri bukan benalu pih…” ungkap Farel pada Pak Hutama.
Mendengar perkataan anaknya itu, Pak Hutama lantas menarik lagi niatannya untuk mengajak Farel pulang.
“Kamu anak keras kepala!” kata Pak Hutama pada Farel.
Fitri sangat memahami kondisi Farel yang saat ini sedang sulit, di satu sisi ia ingin melihat Farel sukses dengan karir bisnisnya.
Tapi disisi lain, Fitri sadar jika ia terus bersama Farel, maka Farel akan kesulitan untuk mewujudkan mimpinya karena selalu ditentang Pak Hutama.
Fitri diskusi dengan Aldo, ia mengatakan bahwa sepertinya ia harus meninggalkan Farel, supaya Farel bisa pulang kerumah dan bahagia.
Namun Aldo mengatakan, justru Fitri lah yang harus tetap berada disisi Farel sekarang. Farel sedang berjuang untuk mempertahankan hubungannya dengan Fitri.
Walaupun risikonya adalah Farel harus keluar dari rumah dan tidak dianggap keluarga lagi oleh Pak Hutama.
Pak Hutama dan Bu Lia sangat tidak menyukai Fitri, keduanya menganggap Fitri lah yang mempengaruhi Farel sehingga Farel keluar dari rumah dan tidak mau pulang.
Bahkan Farel tetap menolak untuk menikahi Moza, ia tidak mau dijodohkan dengan wanita yang tidak dicintainya.
Moza sedih karena melihat Farel sangat kuat mempertahankan tekadnya untuk hidup mandiri dan lebih memilih Fitri daripada dirinya, karirnya dan keluarganya.
Tetapi Fitri juga mulai merasa ingin menyerah dan mengalah supaya Farel bisa kembali pada keluarganya dan bisa menjalankan lagi bisnisnya supaya hidup Farel bisa lebih baik.
Apakah Fitri akan benar-benar meninggalkan Farel dan mengorbankan perasaannya sendiri?***