"Jadi, ya propaganda pada akhirnya," sambungnya.
Kendati demikian, Agung menyadar bahwa mahalnya biaya produksi animasi membuat KPI tidak bisa memaksa TV di Indonesia untuk menayangkan kartun.
"Kenapa kemudian, kita itu harus bicara strategi kebudayaan dalam pengertian luas pada akhirnya. Gak bisa KPI memaksa TV untuk di jam tayang anak, harus produksi kartun," tutur Ketua KPI Pusat.
Baca Juga: Bikin Gaduh Publik, Kemal Palevi Sarankan Ketua KPI Pusat Mundur
Karena faktor biaya inilah yang membuat stasiun televisi akhirnya membeli kartun dari luar negeri, termasuk Upin Ipin.
"Tadi gua jelaskan, biaya produksinya mahal banget. Jadi lebih baik dia beli dari luar, tinggal tayang. Itu lebih murah buat dia," tandasnya.***