Ia bertemu Harry Roesli pada masa Orde Baru ketika era perjuangan reformasi 1997-1998. "Kami bersama-sama di Unpad membawakan lagu-lagu tersebut sebagai bentuk protes terhadap pemerintah," tuturnya.
Baca Juga: Luar Biasa! Terbukti Berprestasi, Polresta Bandung Boyong Dua Trophy dari Polda Jabar
Ia kemudian bergabung dengan Depot Kreasi Seni Bandung (DKSB) dan menjadi pengamen jalanan selama 30 tahun.
Bis Antar Kota di Terminal Leuwi Panjang menjadi tempat mengamennya. Sejak itulah kepekaan Matt Honger terhadap penderitaan rakyat mulai terpupuk.
"Saya juga dekat dengan anak-anak BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) di Bandung yang membuat lirik-lirik di lagu saya semakin peka dan kritis terhadap kondisi sosial dan politik di masyarakat," ujarnya.
Semenjak Harry Roesli tutup usia pada tahun 2004, Matt Honger, yang merupakan lulusan Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung ini, akhirnya memilih bersolo karir dan membawakan lagu-lagunya sendirian di atas panggung.
"Selain diundang untuk tampil di kampus-kampus sekitaran Kota Bandung, saya juga sering diundang di berbagai event. Pernah juga saya mendapat beberapa panggilan manggung di luar negeri seperti di Singapura, Malaysia dan Taiwan," ujarnya.
Disinggung mengenai lagu ‘Hiji Sareng Hiji’ dan ‘Cio Cio Wer' yang tengah banyak di-cover oleh generasi muda dan viral di Youtube dengan view mencapai ratusan ribu, Matt Honger merasa bangga.