Sadis! 5 Fakta Tentang Samurai, Dapat Membunuh yang Tidak Sopan Kepadanya

30 November 2021, 14:52 WIB
Sadis! 5 Fakta Tentang Samurai, Dapat Membunuh yang Tidak Sopan Kepadanya /Yoga mulyana /tangkap layar Instagram @samurai_igcas

JURNAL SOREANG - Samurai Jepang terkenal memiliki reputasi sebagai pejuang yang patuh dengan kode etik yang membuat mereka loyal kepada tuannya.

Tidak heran banyak pembuatan beberapa film tentang samurai yang legendaris dan akan selalu dikenang dalam sejarah.

Tapi, tidak semua hal yang digambarkan samurai dalam film adalah fakta. Kenyataannya, karakter asli samurai bisa berbeda 180 derajat dari yang selama ini dibayangkan.

Baca Juga: Pastikan Warga Terdampak Banjir Bandang Terakses Bantuan, Mensos Siapkan Lumbung Sosial di Kabupaten Garut

Dikutip Jurnal Soreang dari berbagai sumber, berikut fakta tentang samurai Jepang.

1. Samurai mengenakan Horo

Samurai mengenakan jubah besar yang disebut horo. Horo terbuat dari bahan yang ringan dan dirancang untuk memudahkan pergerakan mereka.

Horo juga dapat menahan panah dan melindungi seorang samurai dari serangan, baik dari belakang atau samping mereka.

Horo juga menjadi simbol status kebangsawanan. Hal ini membuat musuh tahu bahwa mereka tidak diizinkan untuk menodai mayat samurai yang memakai horo tertentu.

Baca Juga: Kilas Balik Legenda Asing Persib: Selebrasi Jaipong milik Redouane Barkaoui

2. Pedang milik samurai awalnya sangat tipis

Pada abad ke-13, ketika Jepang diserang oleh bangsa Mongol, samurai dipaksa untuk menghadapi pasukan dengan baju baja untuk pertama kalinya, dan pedang mereka tidak dapat bertahan melawannya.

Senjata Jepang yang tipis terus terjepit di dalam baju kulit Mongolia, bahkan beberapa sampai patah menjadi dua.

Oleh sebab itu, mereka mulai membuat pedang yang lebih besar dan lebih berat untuk menghadapi invasi Mongolia berikutnya.

3. Samurai percaya bahwa tidur dengan wanita akan membuat mereka lemah

Baca Juga: Miss Amerika Serikat Shannon Marketic Mengaku Pernah Diculik Pangeran Jefri Bolkiah di Brunei, Begini Kisahnya

Di era feodal Jepang, samurai yang menghabiskan sepanjang malam untuk tidur dengan wanita cantik adalah banci. Menurut samurai, seks dengan wanita memiliki efek feminisasi yang dapat melemahkan pikiran dan tubuh pria.

Samurai menikah karena mereka harus melanjutkan garis keluarganya. Jika seorang samurai ketahuan mencium istrinya di depan umum, ia akan disebut banci.

Namun hal ini tidak membuat mereka harus melajang seumur hidupnya. Bahkan banyak di antara mereka yang melakukan seks dengan pria lainnya.

Bagi samurai, melakukan seks homoseksual akan membuat mereka lebih tangguh dari sebelumnya.

Baca Juga: Memilukan! Kini Selir Srirasmi Suwadee harus Menelan Pil Pahit, Tidak Seperti Selir Sineenat Wongvajirapakdi

4. Murid yang harus "melayani" gurunya

Ketika seorang bocah laki-laki mempelajari seni samurai, dia akan dipasangkan dengan pria yang lebih tua untuk menjadi gurunya.

Pria yang lebih tua akan mengajarinya seni bela diri, etiket, kode kehormatan, dan sebagai gantinya dia akan menggunakannya untuk hubungan seksual.

Tradisi ini disebut shudo, yang berarti “jalan remaja laki-laki.” Ketika seorang bocah lelaki berusia 13 tahun, sudah biasa baginya untuk bersumpah setia kepada seorang lelaki yang lebih tua dan tetap bersamanya sampai enam tahun ke depan.

Tradisi ini sangat normal dan benar-benar diperlakukan seperti pernikahan. Bahkan dalam Hakagure, sebuah buku yang ditulis pada tahun 1716, anak laki-laki diperintahkan untuk setia kepada pasangan shudo mereka.

Baca Juga: Tinjau Lokasi Banjir Bandang di Garut, Kapolda Minta Jajarannya Sigap Tangani Bencana

Mereka harus mengancam pria lain yang mencoba untuk "menggoda" mereka. Dan jika dipaksa untuk bertindak lebih jauh, mereka diperbolehkan memakai pedang untuk menebasnya.

5. Samurai dapat membunuh orang yang tidak sopan kepadanya

Jika seorang samurai tidak dihormati oleh seseorang dari kelas bawah, dia bisa langsung membunuhnya di tempatnya berdiri.

Ada beberapa aturan untuk hal ini. Pertama dia harus langsung melakukannya, kedua dia harus memiliki saksi. Namun selama dia memiliki saksi yang bisa dimanipulasi, dia bisa membunuh siapa saja yang mencoba melawannya.

Baca Juga: Intensitas Hujan Tinggi Akibatkan 3 Desa di Garut Diterjang Banjir Bandang, Ini yang Dilakukan Kapolda Jabar

Misalnya setelah menabrak petani, seorang samurai harus langsung meminta petani untuk meminta maaf padanya. Jika dia tidak melakukannya, samurai itu akan memberinya pedang pendek dan menyuruhnya untuk melawan.

Jika si petani memilih kabur, samurai akan memberitahu keluarganya tentang kejadian tersebut. Mereka pun akan menganggapnya sebagai sebuah aib. Agar kehormatan mereka kembali, samurai itu harus memburu petani dan membunuh seluruh anggota keluarganya.***

Editor: Rustandi

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler