Grup Musik Islami Mulai Bisa Bernapas Meski Pembatalan Manggung Sering Terjadi

4 Juni 2021, 13:21 WIB
Grup Gambus Radwa asaat tampil di hotel pada Ramadhan 2021. Panggilan manggung sudah mulai ada meski sering tiba-tiba dibatalkan. /RADWA/

JURNAL SOREANG- Akibat pandemi Covid-19 lebih dari setahun ini sehingga grup musik Islami seperti gambus juga ikut terimbas.

Namun, mulai Ramadhan kemarin permintaan manggung sudah mulai meski masih terbatas.

"Alhamdulillah sudah mulai ada undangan manggung meski kadang sudah dipesan eh dibatalkan lagi," kata Manajer Grup Gambus Radwa, Rana Satriana (43) saat ditemui di SMP Assalaam Jln. Sasak gantung, Kota Bandung, Jumat, 4 Juni 2021.

Baca Juga: Catat Rekor Baru Sejarah Musik Dunia, On The Ground milik Rose BLACKPINK raih 100 juta Streaming di Spotify

Saat pandemi sejak Maret tahun  lalu sehingga banyak pesanan manggung yang dibatalkan meski panitia sudah memberikan uang muka.

"Alasan batal biasanya soal perizinan. Pandemi membuat seniman amat susah hidupnya karena Radwa saja hanya tampil sekali dalam sebulan," ujarnya.

Hanya, Rana merasa bersyukur karena mulai Ramadhan 2021 lalu mulai ada pesanan manggung meski dari satu hotel dan tampil virtual di Pendopo walikota Bandung.

"Bulan Syawal identik dengan bulan hajatan sehingga sudah ada pesanan manggung. Semoga tidak ada pembatalan mendadak," ujarnya.

Baca Juga: Seniman Gambus juga Tak Bisa Manggung Akibat Pandemi

Rana yang menjadi basis Radwa ini mengakui bukan perkara mudah bagi seorang guru untuk aktif di musik khas Timur Tengah yakni gambus. Apalagi  gambus masih identik dengan musik pinggiran dan desa-desa untuk kalangan menengah ke bawah.

"Saya sendiri ingin membawa musik gambus ini ke tingkat yang elite dengan tampil di hotel-hotel, instansi pemerintah maupun bank dengan penikmat kalangan menengah atas," katanya.

Dia menambahkan, gambus Radwa dirintis tahun 2008 dengan nama gambus Assalaam dengan personel para guru Assalaam.

Baca Juga: Instagram Nissa Dan Sabyan Gambus Jadi Sasaran Komentar Lucu Netizen

"Para guru yang senang musik berkolaborasi dengan para musisi gambus di Bandung. Dari gambus Assalaam ini lalu membentuk grup Radwa pada tahun 2018," ujar guru olahraga SMP Assalaam.

Nama Radwa, kata Rana, berasal dari Bahasa Ibrani bermakna memberikan kepuasan atau hiburan kepada masyarakat.

"Saat ini hanya dua guru Assalaam yang aktif di Radwa yakni saya dan Gun Gun Supriatna sebagai vokalis. Sisanya adalah musisi dan seniman Kota Bandung yang masuk terkenal," katanya.

Baca Juga: Nissa Sabyan dari Gadis Tomboy , Rp40 Juta, Otomotif dan Elektronik, Dangdut, Gambus dan Perselingkuhan

Dia mencontohkan vokalis sekelas Yusuf Nebraz dan Salim Jidan Elmighwar yang sudah dikenal di Jawa Barat.

"Untuk membangun grup musik memang susah agar langgeng karena biasanya bubar di tengah jalan. Apalagi kadang namanya seniman susah diajak disiplin latihan maupun manggung, padahal kalau ada terlambat saat manggung akan membuat tak bisa tampil," katanya yang sering tampil di televisi nasional.

Nah, soal honor juga awalnya kecil sekitar Rp 100.000/orang lalu kini mulai naik "kesejahteraannya" minimal Rp 300.000/orang untuk tampil di hajatan.

"Kadang memang ada penikmat musik yang memberikan saweran, tapi saweran ini tak tentu ada sehingga tak terlalu berharap," ujarnya.

Baca Juga: Berikut Rincian Lengkap Biaya Royalti Musik, Kafe, Karoke hingga Bioskop Wajib Bayar

Radwa juga merambah medsos seperti YouTube dengan subscriber sudah mencapai lebih dari  2.000 orang.

"Tapi YouTube juga gak bisa diandalkan sebagai penghasilan karena meski susah mendatangkan pemasukan juga relatif kecil. Ini juga dari YouTube baru kurang dari 100 dollar AS sehingga belum bisa dicairkan," katanya.***

Editor: Sarnapi

Tags

Terkini

Terpopuler