Kondisi mani, selanjunya disebut semen, yang tidak normal, misal mengandung sperma atau pergerakan sperma lambat, diketahui meningkat risikonya bersamaan dengan pertambahan berat badan yang tidak sehat.
Suami, atau pria, yang kelebihan berat badan juga berisiko mengalami gangguan spermatogenesis, suatu proses pembentukan sperma, akibat meningkatnya suhu skortum.
Menjaga pola makan yang sehat dengan gizi seimbang serta rutin olahraga adalah cara untuk mencegah risio potensial ini.
2. Berhenti merokok
Merokok bisa menyebabkan menurunnya tiga faktor utama yang menentukan kualitas sperma seorang pria, atau suami, yaitu jumlah, pergerakan, serta bentuk sperma.
Studi menunjukkan bahwa kerusakan pada sperma akibat merokok tidak selalu bersifat permanen dan bisa dipengaruhi oleh jumlah rokok yang dihisap dalam sehari, serta sudah berapa lama menjadi perokok.
Tingkat kesuburan pria bisa kembali normal sepenuhnya dalam waktu satu tahun setelah berhenti merokok.
3. Hindari Alkohol
Menurut beberapa penelitian, pria (atau suami) yang mengonsumsi alkohol dapat mempengaruhi kesehatan reproduksinya.
Pria yang mengonsumsi alkohol dalam jumlah banyak bisa memiliki kadar testosteron yang rendah, serta mengalami penurunan kualitas serta jumlah sperma. Selain itu alkohol juga berkaitan dengan impotensi pada pria.