JURNAL SOREANG - Berbicara soal menikah, masih ada sebagaian anak muda yang terbesit di pikirannya pertama kali adalah soal bercinta atau hubungan intim.
Padahal menikah jauh lebih kompleks dari sekedar urusan bercinta, bahkan yang paling penting adalah mengenal kesiapan dari sisi psikologis.
Ada yang salah dari pola pikir jika yang terbayang pertama kali adalah soal bercinta dan kesenangan semata, banyak pasangan sudah membuktikan bahwa kehidupan rumah tangga pernikahan tidak seperti yang dibayangkan sebelumnya.
Di penelitian dunia Neuropsikologi terbaru, masa usia 18-25 tahun belum dianggap dewasa karena perkembangan otak yang dilatih baru matang dan siap di usia 25 tahun ke atas.
Namun, masa umur 18-25 tahun ini jadi fase paling krusial untuk mengenal diri, mengeksplorasi diri, memperluas wawasan, pengalaman, keterampilan dan mengejar cita-cita.
Seseorang akan lebih bahagia ketika memasuki pernikahan karena sudah siap, puas, dan kenal dengan diri sendiri.
Baca Juga: 17 Penyebab Area Miss V Sakit Setelah Berhubungan Intim, Ternyata ini Gejala, dan Cara Mengobatinya
Sebaliknya, jika belum tahu caranya mengenal dan mengelola emosi sendiri, belum tahu bagaimana merasa bahagia dan cukup dengan diri sendiri, maka akan lebih kesulitan menjalani transisi pada saat memasuki kehidupan pernikahan.