Bahkan ketika anak berusia 3-4 tahun, seperti dilansirkan Antara, kegiatan bercerita akan melatihnya untuk merangkai kaca saat berbicara.
"Kegiatan bermain juga dapat melatih perkembangan sosialnya dan empati. Salah satu permainan yang bisa melatih kemampuan ini adalah role play atau meniru, seperti menjadi dokter, koki, polisi dan lainnya," ujarnya.
"Jangan salah, salah satu manfaat dari permainan adalah pondasi matematika tapi bukan hitung-hitungan. Saat anak bermain mengisi air di gelas misalnya, dia akan tahu kalau ngisinya kepenuhan akan tumpah, dia nanti akan bisa mengira-ngira," lanjutnya.
Pritta mengatakan, bermain bisa membantu anak meregulasi emosinya, memahami keinginan orang lain dan menumbuhkan rasa percaya diri.
"Saat bermain, biar anak yang memutuskan mau main apa, minta dia untuk berani mengutarakan. Ini akan membuatnya percaya diri dan sangat penting untuk dia mengambil keputusan saat dewasa," ujar Pritta.
Namun yang paling penting, tambahnya, bermain dapat mengoptimalkan fungsi eksekutif. Hal ini sangat berguna ketika anak dewasa untuk mengontrol fokus perhatian.
"Sekarang kan banyak ya orang melakukan berbagai hal diwaktu bersamaan, kalau fungsi eksekutifnya bagus maka orang itu bisa mengontrol mana yang jadi fokus perhatiannya," ujar Pritta.
Selain itu, bermain juga dapat menurunkan tingkat stres pada anak, kelelahan, depresi dan menaikkan rentang konsentrasi saat belajar.***