Gunakan 2 Purwarupa, Sertifikasi Pesawat N219 Ditargetkan Rampung Akhir 2020

- 10 November 2020, 14:38 WIB
Pesawan N210 Nurtanio Buatan PT Dirgantara Indonesia
Pesawan N210 Nurtanio Buatan PT Dirgantara Indonesia /

JURNAL SOREANG – PT Dirgantara Indonesia (PTDI) menargetkan proses sertifikasi Pesawat N219 rampung pada akhir 2002.

Hal itu tak lepas dari upaya percepatan dengan menggunakan dua purwarupa sekaligus dalam proses sertifikasinya.

Kepala Program N219 PTDI Palmana Banandhi mengatakan, N219 merupakan pesawat karya anak bangsa, hasil kerjasama PTDI dan LAPAN.

Baca Juga: Ini Inovasi yang Dibuat Pemprov Jateng Hingga Diganjar Penghargaan Menristek

Pesawat itu sudah melakukan uji terbang perdana pada 16 Agustus 2017 dan tepat pada peringatan Hari Pahlawan 10 November 2017, diberi nama Nurtanio oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi).

Meskipun demikian, Palmana mengakui bahwa sampai saat ini N219 masih menjalani serangkaian pengujian sertifikasi.

Proses sertifikasi, kata Palmana, merupakan proses penting untuk menjamin keamanan dan keselamatan karena akan digunakan oleh pengguna dan masyarakat umum.

Baca Juga: Ini Kata Pemuda Soal Makna Pahlawan

Namun Palmana melansir bahwa saat ini PTDI sudah menggunakan dua purwarupa guna mempercepat proses sertifikasi uji terbang, dengan misinya masing-masing.

Purwarupa pertama kini menjalani serangkaian pengujian seperti menyelesaikan pengujian aircraft performance, karakteristik kestabilan dan pengendalian dan uji terbang struktur pesawat.

Sedangkan purwarupa kedua digunakan untuk pengujian sub sistem pesawat, seperti avionic system, electrical system, flight control dan propulsion.

Baca Juga: Sambut Habib Rizieq, Penyambut Asal Bogor Ini Meninggal Dunia

“Dengan penggunaan dua prototype sebagai wahana sertifikasi uji terbang, maka kegiatan flight test bisa dioptimalkan karena tidak hanya bertumpu pada satu pesawat. Ini memungkinkan bisa tercapai Type Certificate di akhir tahun 2020”, tutur Palmana dalam keterangan pers, Selasa 10 November 2020.

Palmana menambahkan, tipe sertifikatnya sendiri adalah sertifikasi kelaikan udara dari desain manufaktur pesawat.

Sertifikat tersebut dikeluarkan oleh otoritas kelaikudaraan sipil, dalam hal ini yang berwenang di wilayah Indonesia adalah Direktorat Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKPPU), Kementerian Perhubungan Republik Indonesia.

Baca Juga: Simak! Cara Dapat Diskon dan Promo Gede-gedean Lain untuk Berwisata ke Bandung Selatan

Palmana menegaskan bahwa purwarupa pesawat pertama (Prototype Design 1) N219 Nurtanio telah menjalani Flight Cycle sebanyak 231 cycle dan Flight Hours sebanyak 256 jam.

Sedangkan purwarupa pesawat kedua (Prototype Design 2) N219 Nurtanio telah menjalani Flight Cycle sebanyak 139 cycle dan Flight Hours sebanyak 170 jam.

Sementara itu Direktur DKPPU Kementerian Perhubungan RI, Dadun Kohar mengatakan, proses sertifikasi pesawat terbang N219 diantaranya meliputi pemeriksaan technical documents, ground test, flight test, dan conformity process.

Baca Juga: Habib Rizieq Pulang, Jadwal Sejumlah Penerbangan Dijadwal Ulang

Proses conformity diperlukan untuk memastikan as design sama dengan as built dari pesawat terbang tersebut.

Pemeriksaan technical documents, kata dia, dilakukan dengan mengacu kepada CASR Part 23 terkait pemenuhan persyaratan design yang dilakukan oleh PTDI untuk pesawat 19 penumpang itu.

"Begitupun dengan Test Flight yang dilakukan, untuk memperoleh data-data yang diperlukan. Data akan digunakan sebagai salah satu syarat CASR Part 23," kata Dadun.

Baca Juga: Ini Perubahan Sementara Rute TransJakarta Dampak Konsentrasi Massa Habib Rizeq

Direktur Utama PTDI, Elfien Goentoro menegaskan, N219 secara khusus dirancang untuk dapat mendukung program Jembatan Udara sesuai dengan Peraturan Presiden No. 70 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Kewajiban Pelayanan Publik Untuk Angkutan Barang Dari Dan Ke Daerah Tertinggal, Terpencil, Terluar dan Perbatasan.

Pesawat N219 dapat menjangkau daerah dengan kondisi georafis berbukit-bukit dengan landasan pendek dan tidak dipersiapkan

Produksi awal pesawat N219 akan dibuat 4 unit pesawat N219 dengan menggunakan kapasitas produksi yang saat ini tersedia, untuk selanjutnya PTDI akan melakukan upgrading fasilitas produksi dengan sistem automasi pada manufacturing, sehingga secara bertahap kemampuan delivery akan terus meningkat sesuai dengan kebutuhan pasar.  

Baca Juga: Ini Harapan Pengamat Sosial kepada Habib Rizieq

“Produksi pesawat N219 dimulai dari 4 pesawat per tahun. Tapi untuk memenuhi market share akan dilakukan upgrading fasilitas produksi dengan sistem automasi”, tutur Elfien.

Pesawat N219 juga nantinya akan dikembangkan menjadi pesawat amphibi yang dapat lepas landas dan mendarat dari darat maupun dari permukaan air.

“Inovasi dari pesawat N219 nantinya akan dikembangkan menjadi varian amphibi, akan mengurangi biaya infrastruktur untuk pembuatan bandara”, kata Elfien.

Baca Juga: Ini Harapan Pengamat Sosial kepada Habib Rizieq

Pesawat N219 versi amphibi akan dapat lepas landas di bandara yang minim infrastruktur, sehingga diharapkan dengan inovasi transportasi udara tersebut, kedepannya semua tujuan destinasi pariwisata dapat dicapai dengan menggunakan pesawat N219 amphibi.****

Editor: Handri


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x