GDP atau PDB Besar di Suatu Negara Tidak Menjaminkan Kesejahteraan Negara. Benarkah?

- 18 Juni 2023, 19:47 WIB
Ilustrasi GDP (Gross Domestic Product) GDP Besar di Suatu Negara Tidak Menjaminkan Kesejahteraan Negara. Benarkah?
Ilustrasi GDP (Gross Domestic Product) GDP Besar di Suatu Negara Tidak Menjaminkan Kesejahteraan Negara. Benarkah? /freepik.com

JURNAL SOREANG - Semua negara di dunia ini pastinya memiliki roda perekonomian. Tiap negara masing-masing memiliki caranya sendiri untuk menghidupkan perekonomian negaranya. Baik dari sumber yang halal maupun yang haram sekalipun.

Sumber-sumber itu yang menjadi kumpulan perekonomian suatu negara tersebut yang disatukan menjadi produk domestik bruto atau PDB. Dalam bahasa Inggris, PDB disebut sebagai GDP (Gross Domestic Product). Apakah dengan jumlah penduduk yang banyak di suatu negara yang dapat menjalankan berbagai bidang ekonomi dapat menjaminkan ekonomi suatu negara itu maju? Apakah juga menjamin kesejahteraan masyarakat di suatu negara itu?

Dikutip Jurnal Soreang dari channel YouTube Fery Irwandi, GDP adalah kumpulan atau total usaha barang atau jasa di suatu negara yang dilakukan oleh unit usaha atau warga negara asing (WNA) yang tinggal di negara tersebut. Kumpulan tersebut dihitung dalam jangka waktu satu tahun.

Baca Juga: Juni Bulan Bung Karno, Bukti-bukti Kecintaan Soekarno pada Seni dan Budaya

Rumus dalam menghitung GDP menurut pendekatan pengeluaran negara adalah jumlah konsumsi rumah tangga ditambah investasi ditambah government spending (pengeluaran pemerintah untuk dalam negeri) ditambah ekspor dikurang impor.

Hal yang mempengaruhi GDP suatu negara yaitu populasi di suatu negara tersebut. Biasanya, negara yang punya GDP besar populasi di negara tersebut banyak. Contohnya Indonesia dan India. Tapi bukan berarti negara yang GDP besar, negara tersebut diaktegorikan sebagai negara maju, kaya, dan sejahtera. Mengapa demikian?

Logikanya simpel. Suatu daerah di suatu negara perputaran uangnya Rp 20 juta dengan populasinya 200 orang. Bila ternayata uang Rp 15 juta diputar oleh 20 orang, maka dapat disimpulkan bahwa GDP tidak bisa jadi satu patokan indikator perekonomian suatu negara.

Harus diakui bahwa Indonesia adalah negara yang memiliki GDP yang besar. Tetapi yang harus diingat oleh kita semua, komponen penyusun GDP di suatu negara adalah perputaran uang yang dihasilkan oleh warga negara asing (WNA) yang tinggal di negara tersebut. Kalau WNA meninggalkan negara tersebut, perputaran uangnya tidak disebut sebagai GDP. Melainkan GNI (Gross National Income) yang dlaam Bahasa Indonesia disebut pendapatan nasional.

Baca Juga: 5 Makanan yang Membawa Malapetaka Penyebab Utama Obesitas

Halaman:

Editor: Handri

Sumber: YouTube


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x