JURNAL SOREANG- China Resmi melarang aktivitas kripto. Bank sentral China (PBOC), menjadi salah satu dari 10 badan pemerintah China, mengeluarkan pernyataan bersama pada Jumat, 24 September 2021, untuk membasmi kegiatan kripto yang ilegal (penambangan dan perdagangan kripto).
China juga melarang bursa luar negeri untuk menyediakan layanan kripto via internet bagi warga China.
Demikian diberitakan Reuters, Senin, 27 September 2021.
Namun, upaya China tersebut malah memperkuat nilai mata uang kripto.
Baca Juga: Harga Uang Kripto Turun Lagi, Pemilik Rugi
Mata uang kripto bangkit kembali, dipicu para spekulan yang melakukan pembelian saat nilai kripto jatuh.
Bitcoin naik sekitar satu persen di perdagangan Asia pada 43.719 dolar AS.
Sebelumnya, bitcoin jatuh tepat di bawah 41.000 dolar AS menyusul pengumuman larangan total pada penambangan dan transaksi uang kripto di China, Jumat, 24 September 2021.
Begitu pula Ethereum terangkat sekitar dua persen menjadi diperdagangkan pada 3.136 dolar AS.
Baca Juga: Belum Diketahui Penyebab Menurunnya Harga Ethereum, Pemilik Uang Kripto Bingung
Dengan demikian, Ethereum berhasil menutup kerugiannya pada akhir pekan lalu.
Sebenarnya, transaksi mata uang kripto sudah resmi dilarang China sejak 2019. Namun, aktivitas itu masih terus berlanjut secara online melalui pertukaran mata uang asing.
Bahkan, China sendiri adalah salah satu pasar mata uang kripto terbesar di dunia.
Baca Juga: Harga Uang Kripto Ethereum Anjlok Lagi Jadi Rp48 Juta, Mungkinkah Bulan Depan Jadi Rp56 Juta?
Akibat pelarangan itu, harga bitcoin sempat turun hingga lebih dari 2.000 dolar AS atau Rp 28,5 jutaan.
Ini menjadi upaya terbaru dalam reaksi pemerintah China untuk transaksi mata uang digital yang dinilai paling
tidak stabil. ***