Baca Juga: Bupati Bandung Dorong Sinergi Visi Misi Kabupaten dengan Perusahaan Melalui Forum HRD
Alat pengolahan sampah ini merupakan produk dalam negeri yang memiliki kualitas baik.
Tujuannya adalah agar tempat pengolahan sampah tersebut dapat dibeli oleh pihak lain melalui e-katalog, sehingga tidak ada lagi masalah pembuangan sampah sembarangan.
Bupati Bandung Dadang Supriatna juga menyambut kunjungan Menko Marves dengan positif.
Ia mengatakan bahwa Kabupaten Bandung menghasilkan sekitar 1.300 ton sampah per hari dan berencana untuk mencari inovasi-inovasi baru dalam pengelolaan sampah, termasuk tempat pembakaran ramah lingkungan.
Dalam dua tahun ke depan, Bupati Bandung berharap Kabupaten Bandung tidak lagi memiliki Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Kang DS pun merespon dengan optimis terhadap inovasi yang akan dilakukan di Kabupaten Bandung untuk menyelesaikan masalah sampah.
Menurutnya, saat ini Kabupaten Bandung masih siaga pasca kebakaran TPA Sarimukti di Kabupaten Bandung Barat. Namun demikian, dia yakin bahwa dengan adanya inovasi seperti tempat pengolahan sampah terpadu di empat lokasi yang akan dilaunching , masalah tersebut dapat diselesaikan tanpa ada kendala besar.
Kang DS menjelaskan bahwa dalam proses pengolahan sampah itu membutuhkan beberapa tahapan seperti pemilahan organik menjadi pakan maggot dan pencacahan plastik menjadi bijih plastik.
Selain itu hasil RDF sudah bisa dipasarkan kepada beberapa perusahaan dengan harga Rp750 ribu per ton serta nilai ekonomis dari hasil penjualan sampah ini bisa menghasilkan keuangan dan kedepannya pengelolaan sampah akan diberikan kepada BUMD.