Mira menuturkan, untuk mengembangkan hasil karya Gugum Gumbira, maka dibentuklah sanggar Padepokan Jugala Raya.
Dari Padepokan Jugala Raya ini, lanjut Mira, seni Tari Jaipongan berkembang pesat hingga saat ini.
"Banyak sanggar tari yang mampu berkembang dengan seni Tari Jaipongan ini. Dan mereka tetap berafiliasi, menginduk atau mengiblat pada Padepokan Jugala Raya dalam pengembangan seni Tari Jaipongan ini," terangnya.
Baca Juga: Sepekan Terakhir : Gunung Merapi Luncurkan 281 Kali Guguran Lava
Keterlibatan ribuan penari dari 60 sanggar dari berbagai daerah ini dinilainya sebagai penghargaan karena telah mengembangkan seni Tari Jaipongan.
Pada Festival Tari Jaipongan Hajat ini, sambungnya, Jugala Center bekerjasama dengan Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) wilayah IX dan Disbudpar Kabupaten Bandung.
Sedangkan seni Tari Jaipongan yang akan ditampilkan, tambahnya, yakni Rampak Kendang dari Republik Kendangers, tari kolaborasi Bhuwana Riksa dari Kabupaten Bandung dan Cimahi, Tari Jaipongan Marak Buana oleh Padepokan Jugala Raya, serta penayangan film dokumenter berjudul The Historical Mapping of Jaipongan.