Sejak Lama Ratusan KK Kampung Cimonce, Kecamatan Soreang Ingin Memiliki fasilitas Air Bersih yang Layak

- 1 Juli 2021, 21:40 WIB
Satu dari rautusan KK Kampung Cimonce, Desa Sukajadi, Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung mengharapkan adanya fasilitas air bersih yang maksimal dan layak.
Satu dari rautusan KK Kampung Cimonce, Desa Sukajadi, Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung mengharapkan adanya fasilitas air bersih yang maksimal dan layak. /Rustandi/Jurnal Soreang

JURNAL SOREANG - Ratusan Kepala Keluarga (KK) di RW 06 dan RW 11 Desa Sukajadi, Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung ingin memiliki fasilitas air bersih yang layak.

Keinginan warga tersebut mengingat, sejak puluhan tahun silam selalu mengalami kesulitan air bersih.

Untuk memenuhi kebutuhan air bersih, warga kampung Cimonce harus berjalan kaki ke sumber mata air dialiran air sungai yang jaraknya sekitat 500 meter.

Baca Juga: Hari Air Se-Dunia, Ini 10 Fakta Tentang Air dan Upaya Masyarakat Penuhi Kebutuhan Air Bersih Terus Meningkat

Sungguh ironis yang dirasakan ratusan KK warga Cimonce tersebut, sebab Desa Sukajadi, merupakan kawasan Ibu Kota Kabupaten Bandung yang lokasinya sangat dekat dengan pusat pemerintahan.

Mimin (60) salahsatu warga Cimonce mengatakan, kehidupan warga di kampung yang berbukit itu memang sejak dulu tak memiliki sumber air bersih yang layak.

Menurutnya, walau membuat sumur, tapi tidak mengeluarkan air yang bisa memenuhi keperluan air minum dan sebagainya.

Sehingga, terpaksa harus mengambil dari sumber air yang lokasinya cukup jauh dengan menepuh jalan yang terjal dan curam.

Baca Juga: Iklim Investasi Kabupaten Bandung Naik, Pemerintah Bidik Peningkatan Layanan Sanitasi dan Air Bersih

"Saya asli warga kampung ini, yah sejak dari kecil juga kami harus terbiasa mengambil air ke seke (sumber mata air). Atau menampung air hujan, ketika musim hujan," kata Mimin saa ditemui wartawan di rumah kediamannya, Kamis 1 Juli 2021.

"Belum ada bantuan dari pemerintah yang bisa meringkan warga, biar mengambil airnya tidak terlalu jauh," katanya.

Mimin menjelaskan, sebenarnya, beberapa tahun lalu ada bantuan sumur bor dari pemerintah yang dibuat di RW 11. Namun, aliran airnya tidak lancar.

"Karena banyaknya warga yang membutuhkan air dari sumur itu, jadi aliran air yang disalurkan ke beberapa rumah termasuk rumah saya sering tidak mengalir," jelasnya.

Baca Juga: Air Bersih dan BBM Sulit Diperoleh Warga Korban Gempa Majene, Sulawesi Barat

Mimim menambahkan, jika musim kemarau, air sumur bor yang disalukan melalui pipa tersebut, hanya tiga hari dalam sepekan bisa mengalir.

"Karena di RW 11 juga banyak pemakainya. Makanya pipa juga cuma sampai ke rumah saya dan beberapa rumah tetangga saya. Kalau ke bawahnya sih enggak sampai airnya," akunya.

Meski tidak memenuhi kebutuhan air setiap hari, karena sudah dipasang pipa untuk mengalirkan air ke rumahnya. Setiap bulan, membayar iuran Rp10.000 ditambah harga airnya Rp3000 permeter kubik.

Karena seringkali tak mengalir, dalam sebulan dirinya hanya membayar sekitar Rp20.000, Dan untuk memenuhi kebutuhan air bersih untuk makan minum dan sebagainya, tetap harus mengandalkan air dari seke yang diambilnya setiap hari.

Baca Juga: Pipa Bocor, Distribusi Air Bersih Perumda Tirtawening Kepada Pelanggan di Kota Bandung Terganggu

"Yah tetap saja sebagian besar kebutuhan air kami ambil dari seke. Makanya jangan heran kalau disetiap rumah di kampung ini pasti banyak jerigen. Selain jerigen, ada juga tong untuk menampung air hujan," tuturnya.***

Editor: Rustandi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah