Network
JURNAL SOREANG- Sekretaris Umum MUI Kabupaten Bandung, Dr. Harry Yuniardi mengatakan, kondisi seseorang menjadi jomblo adalah nasib yang berawal dari pilihan.
"Tidak selamanya jomblo bermakna negatif. Memang benar bahwa Nabi SAW. menyunahkan nikah, bahkan yang enggan nikah tidak akan diakui sebagai umatnya," kata Harry di kantornya, Senin, 10 Mei 2021.
Namun, menurut Harry, ternyata menurut sebagian ulama, hukum taklifi nikah dapat berubah menjadi mubah.
Baca Juga: Hoaks! Ada 10 Juta Perempuan Jomblo, Pemerintah Rusia Wajibkan Pria Poligami dan Diberi Tunjangan
"Artinya nikah dilakukan silahkan, tidak juga silahkan. Ini nisbat kepada para ulama yang jika dengan nikah justeru malah menghambat produktifitas dakwahnya," kata Harry yang juga Kepala Laboratorium UIN Sunan Gunung Djati dan pengurus BAZNAS Kabupaten Bandung.
Bagi sebagian ulama, kerinduan terhadap ilmu yang mengubun-ubun, sehingga ilmu itu ibarat ruh bagi badan, ibarat air bagi tumbuh-tumbuhan hijau, juga ibarat udara untuk bernafasnya makhluk hidup.
"Ulama itu sungguh tidak akan sanggup berpisah dengan ilmu sedetik pun.
Oleh karenanya tidak heran jika terdapat beberapa ulama yang tetap memilih jomblo dan happy" katanya.
Baca Juga: Dikabarkan Jomblo, Billy Syahputra Dikagumi Para Wanita, Termasuk Penyanyi Indonesian Idol Ini
Di antara alim ulama yang memilih jomblo adalah Al-Thabari, Al-Zamakhsyari, Ibn Taymiyah, Al-Nawawi, serta 35 ulama lainnya.
"Mereka memilih untuk tidak beristeri, sehingga mereka mampu melahirkan karya-karyanya yang fenomenal perpuluh-puluh jilid, bahkan ada yang ratusan.Sekarang, Anda yang jomblo, sudah berapa judulkah buku yg anda hasilkan?" Katanya.
Bagi yang ingin mengetahui soal kedudukan jomblo ini, kata Harry, bisa merujuk kepada pendapat Syaikh Abdul Fatah Abu Ghudah membahasnya secara detail dalam bukunya Al-'Ulama Al-' Uzzab (Ulama jomblo yang memilih Ilmu daripada nikah).***
