JURNAL SOREANG - Pelaksanaan pesta demokrasi Pemilihan Legislatif (Pileg) dan Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) dibayangi cuaca yang tidak menentu.
Beberapa titik di Kabupaten Bandung hujan tarun sejak pagi hari, meski intensitas tidak besar tapi cukup mengganggu masyarakat untuk datang ke tempat pemungutan suara (TPS).
Selain menggangu calon pemilih untuk datang ke lokasi pencoblosan, demikian juga mempengaruhi kondisi TPS yang kebetulan lokasi berada di ruangan terbuka.
Hal tersebut, membuat para penyelanggara pemilu melakukan pengamanan ekstra untuk melindungi surat suara agar tidak terkena air hujan.
Pada pemilu 2024, KPU Kabupaten Bandung menargetkan tingkat partisipasi masyarakat mencapai 88 persen dibanding pemilu 2019 lalu hanya 83,5 persen.
Hal tersebut mendapat tanggapan dan apresiasi dari Dadang Risdal Aziz Direktur Jamparing Institut pemerhati kebijakan pemerintah, semoga cuaca tidak mempengaruhi antusias masyarakat untuk memberikan hak suaranya.
“Tentu, kondisi cuaca seperti ini akan sedikit mempengaruhi masyarakat pemilih untuk datang ke TPS. Dan petugas pemilu juga bekerja ekstra untuk melindungi surat suara," kata Dadang Risdal kepada Jurnal Soreang, Rabu 14 Februari 2024.
Baca Juga: Pameran Bersama 3 Generasi Perupa Bandung di Hotel Kota Bandung, Siapa Saja Perupanya?
Menurut Dadang Risdal Aziz, selain mempengaruhi antusias masyarakat cuaca juga akan menjadi persoalan saat pleno penghitungan hasil pencoblosan di setiap TPS.
Oleh karena itu, kata Risdal sapaan akrab direktur Jamparing Institut, KPU melalui KPPS harus menyiapkan tempat alternatif untuk berjaga-jaga cuaca terutama hujan mengganggu proses penghitungan dan rekapitulasi hasil suara.
“Proses penghitungan hasil suara pasti lama, karena yang dihitung lima surat suara. Jadi KPPS yang kebetulan TPS nya berada di luar ruangan meski sudah memakai tenda harus mempersiapkan alternatif tempat yang aman dan representatif, tentunya setelah kordinasi dengan pihak panwas TPS dan saksi yang hadir," jelasnya.
Kang Risdal menjelaskan, tingkat partisipasi pemilih memang selain dipengaruhi oleh faktor cuaca juga ada variabel lainya seperti sosialisasi yang masif dan peran serta pemerintah setempat dan tokoh masyarakat setempat.
“Ya, mudah-mudahan pada pemilu legislatif dan presiden tahun ini, target KPU untuk menaikan tingkat partisipasi pemilih dapat tercapai meski di beberapa tempat masih dijumpai masyarakat yang kurang memahami mekanisme tata cara pemilihan karena saking banyaknya surat suara yang akan diterima oleh pemilih," harapnya.
Lebih lanjut Kang Risdal berharap pesta demokrasi bisa berjalan dengan lancar dan damai, sehingga akan menghasilkan wakil rakyat dan presiden yang berkualitas dan tentu akan peduli kepada masyarakat dan bangsa.
"Pasti, saya harap pemilu ini berjalan dengan lancar dan damai dan tentu menghasilkan para wakil rakyat dan presiden yang bisa membawa Indonesia lebih maju," akunya.
Menanggapi adanya informasi temuan surat suara calon presiden dan wakil presiden yang ditemukan sudah dicoblos, ia mendesak pihak penyelenggara untuk menyelidikan kejadian tersebut.
"Pasti, hal itu harus diselidiki oleh pihak yang berwenang dan ditindak secara aturan ketika ada pelanggaran pemilu," tegasnya.
Kang Risdal menegaskan, saya optimis di kabupaten Bandung pelaksanaan pesta demokrasi berjalan dengan lancar dan damai.
"Tentu optimis berjalan dengan lancar dan damai, karena seluruh warga kabupaten Bandung sudah paham dan mengerti tentang demokrasi," pungkasnya.***